We present a concept of social enterprise/social entrepreneurship based in Mollo, Timor and utilize the natural and cultural potential for economic improvement as well as the empowerment of local communities, particularly young people. Our focus includes literacy, art-culture and the creative economy. This project involves the youth community, village library as a center for arts and culture, homestay and creative economy. It is located in Jl. Kampung Baru, No. 2, Village of Taeftob, District of North Mollo, South Central Timor, East Nusa Tenggara, Indonesia 85552. Telp./Whatsapp 081338037075. E-mail: lakoat.kujawas@gmail.com.

Tampilkan postingan dengan label donation. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label donation. Tampilkan semua postingan

Senin, 26 September 2016

Kabar Baik Dari Perpustakaan Lakoat.Kujawas

Perkenalkan, kami Lakoat.Kujawas sebuah gerakan anak-anak muda di NTT di bidang kewirausahaan sosial, dirintis di desa Taiftob, kecamatan Mollo Utara, kabupaten Timor Tengah Selatan. Mengapa dimulai dari desa? Melihat berbagai tren yang terjadi dewasa ini, orang-orang, terutama generasi muda cenderung untuk meninggalkan desa atau kampung dan mengadu nasib di perkotaan. Di saat yang sama, banyak sekali potensi di kampung yang masih kurang tergarap dengan baik bahkan ditinggalkan begitu saja. Beberapa diantara kami kemudian memutuskan untuk pulang kampung dan mencoba melakukan usaha-usaha di bidang ekonomi kreatif di kampungnya. (Baca Kisah Dibalik Lahirnya Lakoat.Kujawas). 


Di Mollo kami menemukan banyak sekali potensi di bidang pertanian, ekowisata, sejarah dan budaya (Baca: 5 Fakta Menarik Tentang Mollo). Di sisi lain, kita semua juga tahu bahwa permasalahan pendidikan, kesehatan, atau buruh migran ilegal ada dan terjadi di depan mata. Ini pekerjaan semua orang, bukan saja pemerintah namun bagaimana masyarakat juga berperan secara aktif, saling dukung dan saling membangun. (Baca: visi misi Lakoat.Kujawas).

 Lakoat.Kujawas memilih jalan kewirausahaan sosial sebab kami percaya, ini model yang pas dan cocok untuk Mollo. Pas dengan prinsip 3P, peple, profit dan planet. Lakoat.Kujawas adalah kewirausahaan yang melibatkan petani dan penenun lokal, anak-anak dan kaum muda. Kami mengutamakan sharing economy, dimana semua pihak yang terlibat punya akses juga untuk peningkatan ekonomi. Dan sejalan dengan peran Mollo sejak dulu kala sebagai penjaga gunung, mata air dan hutan. Karena Mollo adalah jantungnya pulau Timor. 

Lakoat.Kujawas mengintergasikan desa wisata dengan workshop tenun, dapur pangan lokal, perpustakaan kampung, rumah produksi oleh-oleh khas Mollo (bekerjasama dengan petani dan penenun), homestay yang dikelola warga (termasuk guide lokal), ruang kerja kolaborasi dan diskusi. (Baca: Lakoat Kujawas dan Kerja Pengarsipan). Ke depan mimpi kami adalah membangun radio komunitas, punya koperasi yang beranggotakan anak-anak muda, serta punya program residensi seni dan lingkungan bagi seniman, peneliti, dosen, aktivis sosial budaya, mahasiswa, dll. Sejuah ini kami sudah mulai membangun jaringan dengan pemerintah desa Taiftob dan Desa Bosen. Berkolaborasi dengan kelompok tenun desa Taiftob dan desa Bosen. Juga melakukan ujicoba paket trekking, wisata pangan lokal dan kelas tenun bekerjasama dengan petani dan penenun di kampung Manesat Anin dan Noebesi di Mollo Selatan. (Artikel Tentang Paket Ekowisata di Mollo)

Berbicara Perpustakaan kampung, kami merintisnya di desa Taiftob. Dari pengalaman Dicky Senda, penulis sastra yang bergabung di Lakoat.Kujawas dan tinggal di desa Taiftob, ada hal menarik terkait minat baca ia dan teman-temannya di tahun 90an dan minat baca anak-anak di tahun 2016. Dicky melihat bahwa minat dan kerinduan itu masih sama, namun seiring berkembangnya zaman, akses ke perpustakaan atau ruang membaca bukannya semakin membaik malah hampir tidak ada. Perpustakaan yang dibangun pemerintah di sekolah-sekolah hanyalah ruang kosong, sedangkan ruang membaca yang tahun 90an dirintis oleh para pastor/misionaris sudah tidak ada lagi. Sebagai penulis, Dicky kemudian berinisiatif membangun perpustakaan kampung di bekas gudang rumahnya. Perpustakaan yang tidak hanya sebagai tempat pinjam atau baca buku saja, melainkan bisa jadi ruang diskusi, belajar melukis, menulis kreatif, matematika atau bahasa asing, menonton film, dan latihan teater atau tari, bekerjasama dengan teman-teman yang sudah bersedia jadi relawan pengajar. Didukung Komunitas Buku Bagi NTT, Donasi Buku ID, teman-teman relawan dari Perkumpulan Pikul, dan pribadi-pribadi yang juga punya perhatian besar pada dunia membaca di NTT, akhirnya perpustakaan ini dibuka bulan Agustus 2016. Awalnya hanya mengandalkan koleksi buku sastra dan satu buah rak milik keluarga Dicky. Sejauh ini sudah ada donatur yang membantu mengadakan satu unit rak buku baru dengan buku bacaan anak, meski itu masih minim. Kami mencoba untuk terus menggalang buku bacaan, alat tulis, alat menggambar, white board, rak buku, meja membaca dan karpet, dll. 

 Kami senang dan bangga, karena lokasi perpustakaan yang strategis di tengah kampung, dikelilingi 2 TK, 2 sekolah dasar, 3 SMP, 1 SMA dan 1 SMK menjadikan perpustakaan Lakoat.Kujawas selalu ramai setiap sore. Jumlah anggota aktif 65 orang, mayoritas pembaca setia adalah anak usia SD dan SMP dan dibantu 3 relawan penjaga perpustakaan. Kami optimis bahwa ruang kreatif ini bisa menjadi satu alternatif kegiatan/aktivitas baru bagi warga Mollo. 

 Apa Saja yang Bisa Anda Donasikan?

1. Buku yang kami butuhkan: buku bacaan anak, majalah anak, buku dongeng, cerita rakyat, dsb. Buku cerpen atau novel untuk remaja dan dewasa. Majalah ilmu pengetahuan seperti National Geographic dan ensiklopedia. Buku terkait pertanian dan teknologi pertanian. Majalah pertanian (Trubus, dsb). Buku resep masakan, buku panduan ketrampilan menjahit, menganyam, bordir. Buku terkait ekonomi kreatif.
2. Tenaga. Berminat jadi relawan pengajar bahasa asing, matematika, lukis, tari, teater? Whatsapp 081338037075.
3. Donasi rak buku, karpet, meja belajar, white board dan LCD/proyektor (untuk keperluan nonton film dan diskusi).
4. Buku tulis, alat tulis, alat melukis dan mewarnai

Kami ada di Jalan Kampung Baru No. 2 Desa Taiftob, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT 85552. No Telpon 081338037075. Donasi bisa dikirim langsung ke alamat tadi. Atau ditransfer ke Rekening Bank BRI No. 0277 01010910 50 5 atas nama CHRISTIANTO SENDA (No. Kontak 081338037075). 


Untuk donatur buku di wilayah Kupang, buku bisa didrop ke relawan Buku Bagi NTT Regio Kupang. Saudara Ellen Bataona (No Hape 085228415720). Alamat Jalan Bundaran PU Gang II NO. 1 (Belakang Apotek Karona Farma Oebufu), Oebufu Kupang. Dari arah Bundaran PU, gang di sebelah kanan setelah cabang jalan Soverdi.

Terima kasih. Salam #LakoatKujawas

#Mollo #Timor #LKJWS #socialenterprise #creativeeconomy #library #homestay #coworkingspace #donasibuku #bukubagiNTT #bukubagiMollo


Anak-anak Mollo

workshop tenun bersama mama Via di Noebesi




Produksi kopi kerjasama wirausahan muda Mollo dengan petani lokal

Aktivitas di Lakoat.Kujawas social enterprise

Mama Via, petani dan penenun di kampung Noebesi





Minggu, 07 Agustus 2016

Ketika Kaum Muda Kerja Pengarsipan Bersama Petani

Dicky Senda dari Lakoat.Kujawas bersama para mahasiswa magang dari Univ, Nusa Cendana

Kami memulai menggarap project Lakoat.Kujawas ini dengan sukacita sejak bulan Juni 2016. Dengan niat bahwa di kampung kami harusnya sudah ada ruang yang produktif melakukan berbagai kerja kreatif antar sesama warga sendiri maupun antara warga dengan orang dari luar kampung. Bicara Mollo yang kaya akan potensi pertanian, salah satu yang menurut kami menarik untuk dikerjakan, melibatkan tentu saja para petani lokal dan orang-orang muda yang tertarik. Beberapa dari kami sudah mengalami proses bekerja di komunitas kreatif di Kupang dan SoE lebih dari 5 tahun terakhir ini. Kami merasa bahwa dalam komunitas, banyak hal positif bisa dilakukan bersama. Kerja kolaborasi kalau istilah kekiniannya.

Dengan melihat begitu banyak potensi sumber daya alam dan manusia di Mollo yang terabaikan, bahkan tak tersentuh sama sekali, kami semua yang terlibat dalam proyek kecil ini merasa perlu merintis sebuah komunitas untuk melakukan kerja kolaborasi yang produktif dan kreatif. Jejaring di media sosial telah banyak membantu, misalnya, ketika kami akhirnya dipertemukan Perkumpulan Pikul yang punya perhatian ke pengembangan model kewirausahaan sosial (social enterprise) dengan British Council dan banyak sekali pelaku SE di berbagai daerah di NTT. Mereka yang juga melakukan hal yang sama atau mirip dengan kami: semangat untuk membangun komunitas-komunitas kecil di kampung dengan memadukan antara bisnis (profit) dan penmbangunan manusia/komunitas (people) tanpa terlepas dari tanggungjawab untuk melestarikan lingkungan hidup (planet). Ini nilai yang kami rasa sangat penting dan cocok sebagai pedoman di Lakoat.Kujawas.

Dari Perkumpulan Pikul akhirnya kami dipercaya untuk melakukan kerja kolaborasi, yang kami sebut #kerjabersamawarga. Sebuah upaya untuk mengajak anak-anak muda dari perkotaan entah mahasiswa, dosen, peneliti, seniman, penulis, dll untuk datang secara sukarela, tinggal dan melakukan kerja produktif bersama warga. Harapannya bahwa akan ada proses interaksi, diskusi, transfer ilmu, kerja bersama dan saling belajar antar warga/komunitas dengan para relawan tentu saja dengan mengutamakan nilai dasar people, profit dan planet tadi.

#KerjaBersamaWarga kali ini bersama 4 orang mahasiswa, Sara Atupah, Luis Sir, Yenni Dodo dan Yulius Kelen dari Prodi Komunikasi Antar Budaya Universitas Nusa Cendana yang kebetulan sedang magang selama sebulan di Perkumpulan Pikul. Pikul sendiri sedang berkutat dengan isu ketahanan pangan dan pemetaan potensi pangan lokal bersama dengan warga adalah hal yang sedang dikerjakan oleh mereka. Dengan kesamaan nilai dasar tadi, kami bersedia dan merasa senang keempat mahasiswa tersebut datang untuk melakukan survey potensi pangan lokal di beberapa desa di Mollo, Timor Tengah Selatan sekaligus membantu kami yang sementara juga sedang melakukan pemetaan potensi ekowisata dan resep kuliner lokal yang sedang kami lakukan sebagai sebuah dokumentasi awal kami dalam gerakan kecil ini. 

Kami menyadari betul bahwa para mahasiswa ini memang masih dalam proses belajar, tapi lebih dari itu, menarik juga untuk belajar memahami anak muda masa kini, dari daerah perkotaan. Bagaimana cara pandang mereka terhadap isu ketahanan pangan, informasi tentang keberagaman bahan pangan di kampung, cara mengolah, bagaimana kondisi para petani di Timor, bagaimana anak muda seperti mereka melihat desa dengan segala potensinya bisa dikembangkan tanpa keluar dari nilai yang sudah kita bahas di atas. Ketika bertemu mbak Ari Sutanti dari British Council, ada satu pernyataan beliau yang menurut kami penting. Pertama soal bagaimana warga lokal diberdayakan untuk mengelola sendiri potensi kampungnya jika kita bicara ekowisata. Kedua, penting untuk memahami perilaku anak muda perkotaan yang memang lagi tren untuk berwisata tapi kok masih berjarak ya dengan warga lokal. Menurut Ari, kita yang harusnya dengan kreatif bisa menarik simpati kelompok anak muda ini untuk masuk, kenal dan peduli dengan lingkungannya. Jika sudah hadir, memahami dan ikut berpartisipasi, tentu hal itu yang sangat kita harapkan. Dengan keempat mahasiswa magang ini pun demikian. Misalnya, kami ingin kemampuan fotografi dan videografi mereka bisa ikut terkontribusi dalam upaya pengarsipan potensi desa yang sementara dilakukan Lakoat.Kujawas. Dalam proses penggarapan itulah mereka bisa kenal dan memahami isu-isu sosial yang ada di sekitar mereka. Dan alangkah lebih baik lagi ketika kemudian mereka bisa menjadi agen informasi baru tadi kepada teman-teman muda lainnya di kota. 

Selama 4 hari, kami mengajak mereka untuk melihat keragaman bahan pangan lokal di pasar tradisional Kapan. Belanja dan memasak bersama di dapur Lakoat.Kujawas (beberapa resep menu pangan lokal akan kami bagi di blog ini). Treking dan panen daun mint (onat lao) ke Kampung Baru di desa Taeftob, panen jeruk dan trekking di kebun sirih warga kampung Lelokasen di desa Eonbesi. Hari berikutnya, berjalan sejauh 14 km menyusuri kali Sebau menuju kampung Manesat Anin untuk belajar bikin jagung bose dan melihat langsung bagaimana warga Mollo berkebun. Apa saja isi lumbung dan kebun mereka. Banyak hal tak terduga ditemui di sini, termasuk resep baru pembuatan sambal lu'at menggunakan daun gala-gala (kembang turi). Sambal yang luar biasa ketika dinikmati dengan singkong kuning rebus, ubi kapuk bakar dan jagung bose. Di lokasi yang sama, para mahasiswa ini memberikan sumbangan buku tulis, alat tulis dan beberapa buku pelajaran untuk anak-anak kampung Manesat Anin. Sebuah kerja kolaborasi (transfer pengetahuan) yang luar biasa dan memang perlu ada ruang interaksi seperti ini. 

Dua hal yang bisa kami petik dari pengalaman survey ini adalah, pertama, ada kesan dan pengakuan langsung dari mereka, orang-orang muda perkotaan ini tentang keanekaragaman pangan lokal yang mengeyangkan selain nasi. Kesadaran untuk meninjau kembali paradigma bahwa dikatakan 'makan' kalau sudah mengonsumsi nasi atau ubi itu cuma 'snack' (untuk makan main-main saja). Bahwa tak konsumsi nasi sama dengan kelaparan. Sementara di kebun masih ada ubi, jagung, sorgum, singkong, kacang, pisang, dsb. (Catatan: ketika kami survey sebenarnya sebagian warga sedang pergi ke kantor desa untuk mengambil jatah raskin. Beras untuk orang miskin. Kami jadi bertanya-tanya kembali tentang definisi 'miskin'. Di Indonesia, beras masih jadi ukuran, kawan).

Kedua, sebagai orang muda, ini adalah pengalaman pertama terlibat dalam sebuah kerja kolaborasi secara sukarela dengan warga. Berharap ini bisa memberikan cara pandang baru, bagaimana setiap orang punya tanggungjawab untuk melibatkan diri dalam usaha/kerja bersama, untuk kepentingan banyak orang.

Pada akhirnya, kami mau bilang bahwa ini sebuah langkah baru, kecil dan sedang dalam proses. Semua yang membaca tulisan ini bisa berkontribusi, secara langsung maupun lewat dunia maya. Secara moril maupun materil. Ide, tenaga, donasi buku dan uang untuk proyek kerja kolaborasi di bidang literasi, kesenian, kebudayaan, pertanian, ekonomi kreatif, dll masih terbuka lebar. Kontak kami di lakoat.kujawas@gmail.com, atau telpon ke 081338037075. Kami sedang berpikir untuk membuat program residensi bagi seniman, penulis, atau peneliti untuk tinggal dalam waktu lebih lama dan membuat kerja kolaborasi lebih intens. Ada yang berminat?

Beberapa produk SE kami kerjasama dengan penenun dan petani lokal bisa dibeli di Instagram @lakoat.kujawas. Like dan simak juga progres kami di page www.facebook.com/lakoat.kujawas. Kamu orang berikut yang terlibat di #kerjabersamawarga? Salam hangat dari desa Taeftob, Mollo Utara.


Dicky Senda
Director 
 
Belajar bikin jagung bose bersama mama Via

Sambal lu'at terong baakr dengan ubi kapuk bakar

Yenni dan Sara ikut memasak bersama mama Adel dan mama Tia

ubi kapuk tumbuh rimbun menjalar di pohon turi

bapa Tobias Kamlasi di lumbung jagung dan kacang miliknya

bahan untuk membuat sambal lu'at bunga turi

Bersih, hujau dan alami, penampakan desa Manesat Anin

Rabu, 15 Juni 2016

Support Perpustakaan Desa Taeftob Mollo Utara

Dukung berdirinya perpustakaan warga di desa Taeftob, Kecamatan Mollo Utara, TTS dengan mendonasikan buku bacaan apa saja (kalau ada buku bacaan anak-anak dan buku terkait teknologi pertanian dan peternakan lebih oke lagi). Supaya anak-anak Mollo juga punya kesempatan untuk mengakses bahan bacaan selain bermain dan nonton TV. Dan para orang tua pun punya akses untuk mendapatkan informasi yang luas terkait dengan aktivitas harian mereka. 
Desa Taeftob sendiri terletak di kecamatan Mollo Utara, sebuah daerah di dataran tinggi dengan curah hujan yang cukup baik dan dekat dengan gunung Mutis, gunung tertinggi di NTT. Mayoritas penduduk di Mollo adalah suku Dawan, dengan pekerjaan petani dan peternak, khususnya sayuran, bawang, jeruk, jagung, kacang, sapi, dsb. Informasi lebih lanjut mengenai project social enterprise lakoat.kujawas, silakan cek link berikut http://lakoatkujawas.blogspot.co.id/2016/06/mollo-memanggilmu.html. Kita semua diajak untuk ikut berkontribusi membangun Mollo, membangun Timor. 

Alamat pengiriman buku:

Christian 'Dicky' Senda

Jalan Kampung Baru, No. 2, Desa Taeftob, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten TTS, NTT 85552, Tlp. 081338037075