
Komunitas
Lakoat.Kujawas lahir dengan alasan kuat bahwa sebagai generasi muda masyarakat
adat Mollo sulit sekali mengakses pengetahuan lokal. Selain karena sekolah formal
tidak menyediakan akses ke pengetahuan sejarah dan kebudayaan lokal, banyak
sekali arsip atau dokumentasi sebuah kebudayaan justru tersimpan di tempat yang
lain. Atau tidak ada lagi ruang-ruang seni budaya di masyarakat seperti pesta
adat atau festival yang bagi masyarakat bertutur momen atau peristiwa tersebut
sangat menunjang sebuah kebudayaan terpelihara dan terwariskan. Berbagai faktor
di atas yang membuat generasi muda yang punya keinginan untuk mempelajari
kebudayaanya akan merasa sulit. Kerja-kerja pengarsipan yang diambil oleh
komunitas Lakoat.Kujawas pada akhirnya bisa menjawab tantangan sosial yang
berkembang di masyarakat adat.
Ciri khas yang unik di setiap wilayah ini adalah
sebagai warisan budaya yang mempunyai nilai luhur. Warisan budaya yang
berbeda-beda ini, menjadi hal yang krusial tatkala memiliki kandungan peristiwa
yang penting. Dalam hal ini peran kearsipan dibutuhkan dalam hal menjembatani
sejarah dengan masa sekarang dan masa depan. Kearsipan yang mengelola
dokumen/arsip yang mempunyai nilai-nilai peristiwa yang menunjukkan keberadaan
yang luhur, sehingga dengan adanya bukti arsip akan peristiwa tersebut akan
menjadi sebuah eksistensi nilai budaya.
Ada 5 fungsi kerja pengarsipan yang bisa dilakukan
secara mandiri dan kolektif oleh masyarakat. Pertama adalah fungsi pelestarian
warisan budaya masyarakat, kedua dapat memberi rasa hormat terhadap masa lalu.
Ketiga, mengizinkan masyarakat untuk memahami dengan jelas tentang hak-hak
hukum mereka, dan yang terakhir adalah mengizinkan setiap individu untuk
melihat dengan jelas tentang kejadian-kejadian tertentu yang menonjol dalam
kebudayaannya.
Adapun fungsi pengarsipan bukan saja terkait upaya
preservasi pengetahuan sejarah dan budaya lokal, juga punya fungsi edukasi dan
ekonomi kreatif. Tiga poin terakhir ini yang sedang dikembangkan oleh
Lakoat.Kujawas bersama masyarakat adat Mollo yang tinggal di desa Taiftob.
Komunitas pada akhirnya bisa menjadi ruang arsip, ruang berbagi pengetahuan
kontekstual dan kritis serta ruang di mana potensi arsip dan dokumentasi
tersebut bisa menimbulkan model ekonomi kreatif model heritage trail atau
ekowisata minat khusus.
Apa tujuan dari program kerja pengarsipan dan pendokumentasian di komunitas Lakoat.Kujawas?
Pertama, kami ingin mengajak warga yang bergiat di komunitas secara aktif ikut
membangun pentingnya semangat kerja pengarsipan dan pendokumentasian
pengetahuan lokal dan warisan kebudayaan masyarakat adat. Kedua, kami berpendapat bahwa kerja pengarsipan yang sudah dilakukan sejauh ini bisa
dikembangkan dan diperdalam bukan saja untuk kepentingan preservasi kebudayaan
namun juga kepentingan edukasi dan ekonomi kreatif.

Apa saja agenda kerja di komunitas Lakoat.Kujawas sepanjang Januari 2021 ini?
1.
Membuat transkrip
dan menerjemahkan hasil rekaman video dan suara saat program Skol Tamolok
(community organizing bulan Desember 2020) yakni kelas membaca tenun, kelas
membaca rumah adat dan kelas membaca langit yang terkait dengan tradisi
pertanian orang Mollo. Hasil transkrip ini yang akan dikembangkan jadi narasi
dalam buku panduan ekowisata dan peta jalur jelahag berbasis penceritaan.
2.
Terus
melanjutkan model pendidikan kritis dan kontekstual, atau apa yang disebut
warga desa Taiftob sebagai sekolah adat yang dikelola komunitas. Berkaca dari
keberhasilan Skol Tamolok sebelumnya. Tema-tema yang diusulkan untuk
diselenggarakan bulan Januari 2020 adalah: kelas membaca Bahasa simbol visual
(tato, ukiran, patung, cap pada binatang, dll di luar motif tenun), kelas membaca
Bahasa simbol verbal seperti tradisi koak (pekikan) hingga bunyi nafiri.
3.
Terus
melakukan kerja pendokumentasian pangan lokal yang akan dipakai untuk buku seri
pangan lokal dan Mnahat Fe’u Heritage Trail, program gastronomi tour tema
pangan lokal.
4.
Merancang
sebuah model virtual tour tema pangan dan ekologi, dari hasil belajar dan kerja
pengarsipan pengetahuan lokal.
5.
Fundrising,
advokasi dan sosialisasi pangan lokal dan benih lokal, perpustakaan benih dan
dapur komunitas untuk program gastronomi tur Mnahat Fe’u.