We present a concept of social enterprise/social entrepreneurship based in Mollo, Timor and utilize the natural and cultural potential for economic improvement as well as the empowerment of local communities, particularly young people. Our focus includes literacy, art-culture and the creative economy. This project involves the youth community, village library as a center for arts and culture, homestay and creative economy. It is located in Jl. Kampung Baru, No. 2, Village of Taeftob, District of North Mollo, South Central Timor, East Nusa Tenggara, Indonesia 85552. Telp./Whatsapp 081338037075. E-mail: lakoat.kujawas@gmail.com.

Tampilkan postingan dengan label art space. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label art space. Tampilkan semua postingan

Selasa, 09 Mei 2017

Lakoat.Kujawas Art Space


DI LAKOAT.KUJAWAS, kami membangun ruang kreatif sederhana selain perpustakaan warga. Ruang ini menjadi tempat berkumpul anak-anak, remaja, orang muda dan orang tua yang tinggal di desa Taiftob. Berkumpul, berdiskusi, nonton film, berlatih teater, menari dan baca puisi. Kami sadar bahwa potret Mollo hari ini adalah banyaknya generasi muda usia produktif yang pergi menjadi pekerja di luar NTT bahkan di luar Indonesia, dengan begitu banyak risiko di tangan. Generasi muda, khususnya anak-anak yang ditinggalkan di rumah nenek atau kerabat dekat juga bukan tanpa risiko. Mereka bertumbuh dengan banyak kekosongan. 

Dengan diibantu banyak sekali relawan dari SoE dan Kupang, baik seniman, dosen, peneliti, aktivis, dsb melakukan beberapa project kreatif bersama: workshop teater, pemutaran film, kelas menulis kreatif hingga pementasan/presentasi dalam medium mini festival. Sudah dua kali dalam setahun terakhir kami menyelenggarakan dua mini festival dengan lebih dari 15 kelas/workshop seni dan literasi dengan melibatkan lebih dari 70 anak dan orang muda desa Taiftob. 

Kami bahkan memulai semua ini dari sumber daya dan aset yang ada. Anak-anak membawa pisang dan ubi dari kebun mereka, untuk dinikmati bersama teman-teman dan para relawan fasilitator saat sesi latihan. Para orang tua mengirim kue-kue dan ubi rebus saat festival berlangsung. Satu dua kawan dan jejaring kami mengirim bantuan: cat air, pinsil warna, gitar dan masih banyak lagi. Kami berharap ada yang mendonasikan infocus untuk kami supaya bisa dipakai untuk acara nonton film dua minggu sekali. 

Jika anda ingin terlibat dalam ruang seni kami ini sebagai donatur atau relawan pengajar (musik, tari, teater, menulis, bahasa Inggris), silakan kontak 081338037075 atau email lakoatkujawas@gmail.com


worksho teater bersama Linda Tagie

Workshop tari bersama Samrid Neonufa


English class bersama Randi Tamelan

art therapy: melukis di telur plastik



Belajar menenun bersama mama Via



Rabu, 18 Januari 2017

Tentang #EalfDame, Pesan Damai Dari Mollo


Salam sejahtera,
Kami baru saja melewati presentasi akhir dari Festival seni pertama di desa kami, sebuah gagasan sederhana bagaimana lewat kesenian kami bisa menyampaikan pesan perdamaian kepada setiap orang. Dimulai dari rumah kami, halaman bermain kami, ruang membaca buku kami: Lakoat.Kujawas. Terima kasih atas dukungan Anda sekalian bagi kami di Lakoat.Kujawas, desa Taiftob, Mollo, Timor Tengah Selatan. Sejak lahir di bulan Juni 2016, kami konsisten untuk bergerak di bidang kewirausahaan sosial, literasi dan kesenian bersama warga desa khususnya anak-anak, kaum muda dan para mama penenun. Kami membangun perpustakaan yang bisa diakses warga desa dan menjadikan perpustakaan sebagai ruang berkumpul, diskusi, membaca dan menonton film. Bulan November 2016, kami menggagas sebuah festival kesenian dan literasi, yang diawali dengan beberapa workshop terkait literasi dan kesenian, dan berakhir dengan presentasi atau pentas seni pada tanggal 7-8 Januari 2017. Festival itu kami namakan #ElafDame, dari bahasa Dawan Timor artinya pesta atau festival untuk menyuarakan pesan damai. Lewat kesenian dan literasi, kami ingin menumbuhkan rasa cinta dan damai kepada anak-anak sejak dini, bahwa kita semua adalah agen perdamaian, dimulai dari lingkungan terkecil kita (info: www.bit.ly/elafdame)
Elaf Dame sendiri berlangsung selama hampir sebulan penuh sejak tanggal 12 Desember 2016, diawali dengan 5 kali workshop teater, menulis cerita teater, dan workshop kartu natal, kostum dan dekorasi panggung. Workshop diakhiri dengan presentasi teater berjudul Kap Nam To Fena (bercerita tentang asal usul nama kota Kapan), festival permainan tradisional anak Mollo, Art Therapy: mewarnai bersama Dino, sesi sharing Cerita Dari Australia oleh dokter Sandra Frans (alumni Australia Awards 2016) dan nonton 3 film pendek karya sineas muda NTT di perpustakaan Lakoat.Kujawas. Acara ini melibatkan lebih dari 50 anak, orang muda dan relawan fasilitator dari kota SoE dan Kupang.
            Berkat dukungan dan partisipasi Anda sekalian, koleksi perpustakaan kami semakin beragam, anak-anak semakin antusias mengikuti berbagai program literasi dan kesenian, dan pada akhirnya festival kami berlangsung dengan meriah (laporan penggunaan dana bisa disimak DI SINI). Sekali lagi terima kasih sudah ikut bersama kami, mendukung potensi diri, kreativitas dan mimpi anak-anak dan orang muda desa Taiftob. Semoga kita bisa bekerjasama lagi di program Lakoat.Kujawas berikutnya.  

Dicky Senda
Project Director



Special thanks to:
  1. Persatuan Pelajar Indonesia Australia-ACT untuk lebih dari 50 kado peralatan sekolah
  2. Team Kece: Randi Tamelan, Norce Neonufa, Ari Saekoko, Edwin Boimau, Sisil Bouk, Sonya Manafe, Sandra Frans, Yosua Sriadi, Gery Pratama, Tata Yunita, Nansi Amu. Juga Semryd Neonufa dan Dinda Veska
  3.  Erita Buraen Sembiring untuk 38 t-shirt #elafdame
  4. Mas Dede Prabowo, Del Neonub, Sandra Frans, Alia Vital, Win Pitanuki, Resty Nona, Mila Moris Diak, Yanri Tauho dan Adi Nope. Donasi dari Anda sekalian sudah mendukung kelancaran acara, terutama konsumsi dan kebutuhan logistik mulai dari workshop 12 Desember 2016 hingga presentasi akhir tanggal 8 Januari 2017.
  5. Para partisipan Kado Natal untuk anak desa Taiftob: om Danny Wetangterah, Elen Bataona, Cornelius Selan, Siti Hajar, Dince Bunda, Aksi Untuk NTT, Rosna Bernadetha, dll
  6. Teman-teman komunitas di Kupang dan SoE: Solidaritas Giovanni Paolo, Kupang Bagarak, Komunitas Film Kupang, Sekolah Musa, Buku Bagi NTT regio Kupang, Forum Soe Peduli
  7. Orang Muda Katolik ParokiMaria Immaculata dan Pemuda GMIT Ebenhaezer Kapan.
  8. Tanta Yane, mama Meti, Mama Saubaki, Mama Lemu, Mama Oematan, Mama Rika dan para mama di desa Taiftob yang sudah mengirim kue, memasak untuk anak-anak selama festival berlangsung.
  9. Om Yohanes Manhitu yang telah memberi ide nama festival ini: #ElafDame
  10. Ayu Pello dan Dinda Veska untuk semua desain flyer #ElafDame
  11. Orang tua dari ke-52 anak yang sudah mempercayakan anak-anaknya bergiat bersama kami di Lakoat.Kujawas sejak perpustkaan kami rintis bulan Agustus 2016.
  12. Tiga orang sineas muda Kupang yang sudah mengizinkan film mereka diputar: kak Meli Hadjo, Aries Leo dan Rucita Putri.
  13.  Kak Welmince Davis, Angel Nalle, Cici Lassa, Onya Sanam dkk yang sudah bantu membelikan lebih dari 50 judul buku untuk menyemarakkan #ElafDame: Natal Baca Buku. 
Program acara. desain oleh kak Dinda.

Desain oleh kak Ayu Pello

Poster desain oleh kak Ayu Pello
Penerima program Kado Untuk Adik dari PPIA-ACT

Penerima kado dr PPIA-ACT

Kartu Natal

Mendengar arahan kak Randi

Menari Hill Billy. Belum tahu? cek youtub!

Mewarnai Bersama Dino. Art Therapy a la anak Taiftob

Workshop hari 1

Mengirim pesan damai lewat lagu Heal The World

Add caption

Kakak-kakak relawan dan fasilitator #EalfDame

Para relawan dan anak-anak setelah presentasi teater
Workshop membuat Kartu Natal

Fun dan hasil kreasinya

Belajar percaya diri tampil di muka umum. Dimulai dengan permainan

Workshop bersama kak Edwin dan kak Randi

Membuat pesawat dari kertas, menulis citacita dan menerbangkannya. Tinggikan!

workshop bersama kak Randi

Keceriaan setelah sukses presentasi teater Kap Nam To Fena

Fun dan Jovit berkreasi dengan rumput ilalang

Sisil cs

Sesi Cerita dari Australia bersama kak Sandra dan kak Yosua

selesai mewarnai bersama Dino

Menulis cita-cita di origami dan menggantungnya di pohon Harapan

kak Sisil, Jovit dan Nando

Membuat origami, menulis cita-cita. Michelle

Art Therapy: Mewarnai bersama Dino

Berdoa sebelum presentasi teater

diskusi santai bersama orang muda Mollo dan tema-teman relawan dr SoE dan Kupang

Workshop tata panggung teater

Workshop tata kostum taeater bersama kak Randi dan kak Sonya
Sebagian koleksi perpus Lakoat.Kujawas donasi kak Welmince dkk

Sebagian donasi buku dr kak Angel Nalle, dkk

Sebagian donasi buku dari kak Cici Lassa, Onya Sanam dkk

photo courtessy: Yosua Natanael Sriadi, Tata Yunitta, Dicky Senda
Baca juga Kisah Reflektif salah satu relawan, Randi Tamelan terkait #ElafDame di sini

Minggu, 15 Januari 2017

Guru #ElafDame


Warna yang berbeda mengawali kisah 2017. Masih ingat begitu jelas teriakan nama kami, pelukan erat dari tangan-tangan kecil, hingga tatapan mata  yang seakan berpesan tak mau beranjak dari kebersamaan itu. Ketika menulis catatan ini, saya masih bisa senyum sendiri sambil mengingat ekspresi dan kelakuan jenaka itu. Kata pujangga milenial, saya lagi baper!
Sudah satu minggu selepas #ElafDame, festival kesenian pertama yang digagas anak-anak desa Taiftob, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan yang sehari-hari bergiat di Lakoat.Kujawas. Festival yang menjadi bukti dari mimpi yang dikerjakan secara koletif dengan begitu gigih (atau malah terlampau santai dan menyenangkan?). Tentu saja tidak hanya kegigihan, ada banyak hati yang diberikan dan doa yang tersusun indah mengawal mimpi itu.
Aduh... Saya ingin sekali meluapkan semua perasaan, cerita, dan harapan terkait #ElafDame tapi mungkin akan menghabiskan 2 – 3 jam dari teman-teman untuk membacanya hehehe. Oke, saya memutuskan untuk mencuri 5 – 10 menit saja dari handai taulan sekalian yang bersedia membaca catatan ini. O ya tulisan ini barangkali lebih ke curhat pribadi saya. Semoga berkenan.

**

Mulai dari mana? Kapan harus melangkah? Jalannya akan bagaimana? Nanti siapa yang mengurus apa? Dapat kekuatan dari mana? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang muncul di benak sebelum memulai proses #ElafDame. Sempat kurang yakin dengan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu sehingga saya kerap mundur sejenak dan mencari lagi kepastian jawabannya. Ya, saya cukup idealis dalam memikul sebuah tanggung jawab yang sesuai dengan passion saya.
Ketika menjalani proses, saya rasa kak Dicky Senda sudah bisa membaca gerak gerik ini. Sehingga beliau secara soft selalu mengingatkan bahwa yang terutama dari #ElafDame adalah prosesnya. Bagaimana setiap detik pertemuan membawa sukacita dan langkah kecil dalam setiap workshop memberikan pengalaman kaya makna. Untuk semua yang terlibat di dalam #ElafDame.
Sebagai seorang yang sudah pernah bekerja bahkan untuk organisasi kemanusiaan, saya sempat kurang nyaman melihat  proses yang dirasa belum maksimal karena sudah terbiasa harus bekerja dengan memenuhi target. Namun ternyata pandangan saya selama ini sedikit keliru! Saya terlalu memimpikan hasil yang manis dan sempurna sampai lupa kalau proses yang dijalani bisa saja terlalu menyakiti.
Dalam beberapa kesempatan berbagi dengan teman relawan lainnya, saya perlahan-lahan mulai melihat dan paham bahwa proses adalah poin utama dalam tujuan mulia ini. Saya mulai mengesampingkan ego yang besar dan membuka mata bahwa ini adalah festival pertama bagi anak-anak di desa Taiftob, bahwa teman-teman relawan tidak bisa disamakan dengan teman-teman kantor saat bekerja di NGO di Surabaya, dan bahwa selama 1 bulan kami hanya menyanggupi 5 kali workshop menjelang #ElafDame bersama anak-anak.
Ketika perlahan saya akhirnya berhasil menerima kondisi yang mengitari kami di Lakoat.Kujawas, maka saya mulai merasa semakin menjadi sosok yang rasional dan praktis. Senang sudah tidak tenggelam lebih lama dalam 'lingkaran setan' ide-ide yang mengikat dan target yang terlalu tinggi menjulang. Sehingga dalam proses, segala sesuatu menjadi lebih santai, ringan dan alamiah (sebab kami berkolaborasi dengan anak-anak. Ini penting!). Bersama teman-teman relawan fasilitator membawa anak-anak ke dalam fantasi dan kekuatan mereka melalui proses pembelajaran yang penuh sukacita. Hal ini dapat diukur dari keceriaan anak-anak saat mengikuti setiap rangkaian kegiatan hingga ketulusan dan kesungguhan mereka dalam menutup  #Elafdame lewat presentasi teater Kap Nam To Fena. Banyak yang merinding, bahkan ada yang meneteskan air mata.
Ternyata menghargai proses adalah kenikmatan dari pilihan yang kita ambil. Dan nilai terbaik bukan dari apa yang dilihat pada presentasi akhir semata, melainkan proses yang dilalui bersama dengan begitu dinamis. Terimakasih teman-teman dan anak-anak, kalian memberikan pengaruh besar bagi pola pemikiran saya dalam memaknai 'quality over quantity in a community development'. Ke depan kita akan bersama menjalani banyak proses berkesan, besar harapan semakin kita jalan bersama semakin kita kuat berkarya sehingga ada pengalaman baik yang tak terlupakan, tertanam dalam setiap hati yang terlibat. Ini warna saya di awal tahun 2017, apa warnamu?

Salam.
Randi


Baca juga, Speaking English With Children at Lakoat.Kujawas

Bersama Ama cs dan kak Gery


Sesi sharing bersama kak Sandra Frans. "Cerita dari Australia"


Setelah workshop membuat kartu Natal

Sesi Art Therapy: Mewarnai Bersama Dino