We present a concept of social enterprise/social entrepreneurship based in Mollo, Timor and utilize the natural and cultural potential for economic improvement as well as the empowerment of local communities, particularly young people. Our focus includes literacy, art-culture and the creative economy. This project involves the youth community, village library as a center for arts and culture, homestay and creative economy. It is located in Jl. Kampung Baru, No. 2, Village of Taeftob, District of North Mollo, South Central Timor, East Nusa Tenggara, Indonesia 85552. Telp./Whatsapp 081338037075. E-mail: lakoat.kujawas@gmail.com.

Sabtu, 13 Agustus 2016

Mengenal Lebih dari Sekedar Mollo




Lakoat.Kujawas Homestay terletak di Jalan Kampung Baru, No. 2 Desa Taeftob Mollo Utara, Timor Tengah Selatan NTT. Berjarak 130 km dari Kupang atau 18 km ke utara dari kota SoE, lakoat.kujawas menawarkan lebih dari sekedar rumah untuk menginap. Menikmati udara segara khas pegunungan, kekayaan sejarah dan tradisi, keramahan orang Mollo, memasak dan menikmati aneka pangan lokal langsung di rumah warga. Dikelola oleh Dicky Senda, seorang cerpenis yang punya minat besar pada kesenian dan kebudayaan Mollo bersama kedua orang tuanya yang petani dan punya minat besar pada dunia kuliner. Dicky saat ini sedang meriset keanekaragaman pangan lokal Mollo berikut dengan resep pengolahannya untuk keperluan menulis karya sastra. (Mollo, Selayang Pandang, bisa dibaca di sini). 

Sambal lu'at terong bakar dan ubi kapok bakar
Kami menawarkan beberapa aktivitas spesial. Jika sedang berada di lakoat.kujawas hari Kamis, Anda akan diajak Dicky mengeksplor pasar tradisional di Kapan, ibu kota kecamatan Mollo Utara. Di sana Anda akan menemukan banyak sekali produk pertanian organik dari warga termasuk beberapa bahan pangan yang sudah hampir jarang ditemukan di pasar-pasar di perkotaan. Anda bisa berbelanja dan memasaknya bersama Dicky dan Mama Rika di dapur lakoat.kujawas. Keseruan lain yang kami tawarkan adalah treking ke beberapa kampung di sekitar desa Tafetob, bertemu dengan para penenun di desa Bosen, berinteraksi dengan petani jeruk dan sirih di Lelokasen. Atau Anda bisa memilih untuk melakukan treking yang lebih jauh dan menantang ke kampung Manesat Anin sejauh 12 km pergi pulang menyusuri sungai Sebau yang air jerninya mengalir dari gunung Mutis menuju pantai selatan Timor. Di Manesat Anin Anda bisa mengunjungi kebun warga, panen ubi dan sayuran, belajar bikin jagung bose hingga memasak bersama warga setempat. Ada beberapa menu spesial seperti jagung bose, singkong kuning rebus dan ubi kapuk bakar yang semuanya bisa dinikmati dengan ayam bakar dan sambal lu'at bunga gala-gala (kembang turi).

Bikin jagung bose bersama warga

Lakoat.Kujawas Homestay terintegrasi ke dalam proyek kewirausahaan sosial yang coba dikembangkan oleh Dicky Senda bersama dengan kawan-kawannya yang asli Mollo dengan misi pengembangan ekowisata di Mollo. Beberapa hal yang terintegrasi antara lain coworking space dengan perpustakaan dan ruang diskusi sebagai wadah untuk berbagai peluang kerja perngarsipan dan kerja kolaborasi siapa saja dengan warga Mollo di bidang kesenian, literasi, kebudayaan, pertanian dan ekonomi kreatif. Lakoat.Kujawas juga sedang merintis toko online di Instagram yang menjual beberapa produk khas Mollo seperti sambal lu'at organik khas Mollo dan kain tenun Mollo. Jadi ketika berkunjung ke Mollo, Anda tidak saja menginap dan menikmati kekayaan alam serta budaya Mollo tapi bisa juga mencoba pengalaman baru berinteraksi dan bertukar pengalaman dengan warga setempat, belajar kearifan lokal sekaligus memberikan kontribusi apa saja, moril dan materil untuk pengembangan sumber daya setempat. (Baca juga 5+1 Things You Need to KnowAbout Mollo).
Menuju Fatumnasi

Berikut adalah beberapa lokasi wisata yang lainnya yang bisa Anda kunjungi selagi menginap di Lakoat.Kujawas.
  1. Air Terjun Oehala, terletak di wilayah Mollo Tengah. Butuh waktu sekiat 20 menit dengan kendaraan pribadi atau ojek yang disewa dari penduduk lokal untuk bisa mencapai air terjun bertingkat ini. Anda bisa menikmati sunset dengan view gunung Mollo dan lembah Noelmina dari ketinggian Bolaplelo (Kilometer 12), mampir kebun-kebun jeruk dan sayur di Oelbubuk dan Netpala. Desa Netpala sendiri adalah salah satu desa adat tertua di Mollo.
  2. Fatumnasi, mempunyai hutan dan sungai yang masih sangat alami. Merupakan salah satu pintu masuk menuju gunung Mutis, yang masih dianggap keramat oleh orang Mollo. Di hutan lindung dekat Fatumnasi Anda bisa melihat pohon-pohon ampupu, sejenis eucalyptus tumbuh subur bahkan ada bagian hutan yang mengerdil membentuk bonsai alami. Di Fatumnasi Anda bisa menginap di Lopo Mutis homestay yang dikelola oleh keluarga Anin. Sang tuan rumah, bapa Matheos Anin adalah sosok yang ramah dan merupakan salah satu tetua adat di Fatumnasi. Tinggal di Lopo Mutis yang berupa ume kbubu, rumah tradisional suku Dawan, akan memberikan pengalaman luar biasa. Anda yang tertarik belajar budaya dan sejarah orang Mollo, bapa Anin adalah salah satu narasumber yang tepat. Jika datang ke Fatumnasi pada hari Senin, Anda bisa pergi ke pasar tradisional dan berbelanja bahan pangan lokal untuk dimasak bersama keluarga bapa Anin. Sorenya bisa digunakan untuk treking ke perkebunan wortel, kentang, daun bawang dan bawang putih milik warga atau mandi di sungai yang berasal dari salah satu mata air di lereng gunung Mutis. Jangan lupa beli kain tenun yang dikerjakan sendiri oleh para mama di Fatumnasi sebagai oleh-oleh. Dalam perjalan pergi dan pulang dari Fatumnasi, ada bebera titik menairik yang bisa Anda singgahi, antara lain danau Fatukoto dan mampir ke salah satu situs penting orang Mollo yakni Fatunaususu yang juga menjadi simbol perlawanan warga menolak penambangan marmer belasan tahun lalu. (Baca: Fantasi Fatumnasi, catatan traveler Valentino Luis). 
  3. Keliling kota Kapan, ibu kota kecamatan Mollo Utara. Ini adalah salah satu kota tua di Timor yang dibangun oleh Belanda ketika ingin menguasai jalur perdagangan cendana di Timor, konon dulunya dinamai Midden Timor, sebab ia menjadi titik tengah dalam wilayah Timor yang dikuasai Belanda, sebelum akhirnya dipindahkan ke SoE, menjadi Zuid Midden Timor, setingkat kabupaten dan bertahan hingga kini. Sebelum Belanda masuk, Kapan sendiri masih menjadi bagian dari kerajaan Oenam yang dipimpin oleh raja Sonbai, dan sudah banyak orang Cina yang datang berdagang sekaligus menikah dengan penduduk lokal. Jejak keturunan Cina di Mollo masih bisa ditemui hingga kini di kampung Cina, desa O’besi hingga di pedalaman di lereng gunung Mollo. Sejak tahun 1950an orang-orang dari Bugis dan Sabu juga masuk ke Kapan, awalnya berdagang setiap hari pasar, akhirnya menetap dan membentuk komunitasnya sendiri. Perkampungan orang Bugis di daerah pasar lama (dekat Embun Mollo dan Kampung Cina) dan perkampungan orang Sabu di pasar baru. Di kampung Embun Mollo, dulunya dibangun sebuah pesangrahan dan sangat populer sebagai rumah peristirahatan pejabat atau tamu penting yang berkunjung ke Timor, termasuk Jenderal Nasution. Sayangnya bangunan bersejarah itu dirobohkan dan dibangun kembali dengan bentuk baru, sehingga kehilangan nilai historisnya. Di Kapan, Anda yang tertarik belajar seni dan budaya, bisa menemui dua tokoh penting yakni seorang semacam tabib yang menguasai berbagai cara pengobatan tradisional Mollo dan seorang lagi adalah penutur bahasa-bahasa adat khususnya dalam bidang perkawinan yang semakin jarang kita temui. Tentu saja di Kapan juga ada sebuah wadah ekonomi kreatif atau kewirausahaan sosial bernama Lakoat.Kujawas yang sedang berupaya menghimpun potensi-potensi lokal menjadi sebuah kekuatan baru yang harapannya dikelola sendiri oleh warga untuk kepentingan bersama.
  4. Benteng Kote di Sebau, salah satu benteng pertahanan kerajaan di Mollo dulu. Saat ini sisa benteng dan bangunan rumah tradisional masih coba dilestarikan oleh generasi penerus. Di dekat benteng ada aliran sungai yang tak pernah kering sepanjang tahun, mengalirkan air jernih dari gunung Mutis menuju pantai selatan. Ada beberapa titik camping di pinggir sungai yang bisa menjadi pilihan Anda untuk bermalam dan menikmati udara sejuk lembah Mollo.
Suasana Pasar Tradisional Kapan
Informasi lebih lanjut bisa mengontak kami:

Telpon: 081338037075 (Dicky Senda)
Atau simak profil kami di Instagram @lakoat.kujawas, Twitter @lakoatkujawas, blog www.lakoatkujawas.blogpspot.co.id dan Page www.facebook.com/lakoat.kujawas

NB: Saat ini lakoat.kujawas menyediakan 2 kamar tidur dengan kapasitas 2 orang per kamar, dan sedang membangun dua unit ume kbubu (rumah tradisional suku Dawan) dengan kapasitas 3 orang per ume kbubu di desa Taeftob. Dalam waktu dekat lakoat.kujawas juga akan terintegrasi dengan homestay lain yang dikelola warga di desa Taeftob maupun di desa lain di wilayah Mollo. Tarif per kamar Rp. 75.000/ malam, sudah termasuk sarapan pagi. Harga tersebut di luar makan siang dan malam, transportasi umum (ojek atau pick up) ke beberapa titik lokasi wisata dan jasa guide lokal.  

Bagaimana cara menjangkau Lakoat.Kujawas?          

Lokasi kami ada di Jalan Kampung Baru, No. 2, Desa Taeftob, Mollo Utara, TTS, NTT.
Dari Kupang:

1.     Gunakan travel Kupang – Kapan. Berangkat dari Kupang antara jam 13-15 sore. Waktu tempuh 3 jam. No. Telpon Travel 081210999432 (Hendrik Travel). Tarif Rp. 50.000/orang (antar jemput).

2. Gunakan Bus Kupang –SoE atau Kupang – Kefa atau Kupang-Atambua dari Oesapa Kupang. Turun di Cabang Kapan. Tarif bus Rp.30.000/orang. Dari cabang Kapan dengan ojek ke RS Ibu dan Anak, tarif Rp. 5.000. Naik angkot berwarna kuning dari pertigaan samping RS Ibu dan Anak Nonohonis, tarif Rp. 15.000/orang.

3.  Tarif ojek Kapan - Fatumnasi antara Rp.30.000 - 50.000 sekali jalan, bisa nego. 

Bagaimana Caranya Menjangkau Lopo Mutis Homestay di Fatumnasi?

Dari Kapan Anda bisa menyewa ojek dengan tarif Rp.30.000-50.000 (bisa negosiasi). Atau menggunakan jasa angkutan umum jenis pick up dengan tarif Rp. 15.000/orang). Anda akan diantar langsung ke rumah bapak Matheos Anin, pemilik Lopo Mutis Homestay. No Telpon 085239890563.Sewa pick up dari Kapan ke Fatumnasi atau hutan lindung Gunung Mutis, Nus (082339962519), Jun (082341645353). Tarif Kapan-Fatumnasi 300.000-400.000,Pergi pulang, bisa nego.

Oleh-oleh dari Mollo

Lakoat.Kujawas memproduksi sambal lu’at organik (original dan hati sapi) juga menjual kain tenun produksi kelompok penenun dari Noebesi. Jagung bose dan kopi Mollo juga segera kami jual. Bisa dipesan via Instagram @lakoat.kujawas.

Kain tenun khas Mollo juga bisa diperoleh di pasar tradisional Kapan (setiap Kamis), pasar tradisional Fatumnasi (setiap Senin) dan pasar tradisional Tobu (setiap Sabtu).

Madu hutan Mollo bisa dibeli di Lopo Mutis homestay Fatumnasi, sebotol beer Rp. 50.000 

Cagar alam Mutis

Kopi di desa Taeftob

Perempuan Mollo

Lopo Mutis Homestay

Kain tenun di Pasar Kapan

Lumbung pangan warga Manesat Anin

Memasak pangan lokal bersama warga Manesat Anin


1 komentar: