We present a concept of social enterprise/social entrepreneurship based in Mollo, Timor and utilize the natural and cultural potential for economic improvement as well as the empowerment of local communities, particularly young people. Our focus includes literacy, art-culture and the creative economy. This project involves the youth community, village library as a center for arts and culture, homestay and creative economy. It is located in Jl. Kampung Baru, No. 2, Village of Taeftob, District of North Mollo, South Central Timor, East Nusa Tenggara, Indonesia 85552. Telp./Whatsapp 081338037075. E-mail: lakoat.kujawas@gmail.com.

Rabu, 05 April 2017

Secercah Harapan dari Festival Panen Mnahat Fe’u


Salam sejahtera.
Kami selalu bangga mengabarkan bahwa kawan-kawan kami yang bergiat di Lakoat.Kujawas makin menunjukkan potensi diri mereka, paling tidak sudah dimulai dengan banyak perkembangan positif terkait rasa percaya diri. Yah, rasa percaya diri memang sangat penting, sebab ia yang akan menggerakan segala potensi tersembunyi dalam dirimu untuk dikeluarkan. Minat, bakat dan segala kemampuan diri hanya akan keluar dengan maksimal jika seseorang sudah percaya diri. Dari sinilah sebenarnya tujuan dasar kami menggelar berbagai kegiatan kreatif di Lakoat.Kujawas, dengan satu mimpi bahwa anak-anak desa Taiftob harus percaya diri dan berani. Ada banyak cerita sukses dan teman-teman relawan yang setiap minggu pergi ke Lakoat.Kujawas tentu saja menyadari perubahan itu. Hal yang selalu bikin bangga. Bahwa usaha kita untuk membantu teman-teman kita, ada hasilnya. Sejak awal kami pun sudah berkomitmen dengan teman-teman relawan bahwa penting untuk menghargai setiap proses yang ada. Tidak ada hasil final sebenarnya dalam hidup ini, yang ada hanya proses: mengulang, memperbaiki, meningkatkan dan seterusnya. (Laporan Keuangan Festival Mnahat Feu, klik di sini)

Dan tentu saja yang tidak kalah membanggakan bahwa semakin hari, semakin banyak orang-orang yang peduli dan mendukung kerja-kerja kreatif di Lakoat.Kujawas. Ada kesadaran bahwa cara terbaik dalam hidup ini adalah ikut membantu sesama untuk maju. Mereka yang setia mengirim buku bacaan, mendonasikan uangnya, datang mengajar teman-teman mereka Bahasa Inggris, tari dan teater. Mereka yang ikut memikirkan nasib generasi muda Timor ini. Mereka sadar dan percaya bahwa memang benar ada banyak masalah di sekitar kita, tapi mereka juga ikut memikirkan solusi apa yang bisa mereka kerjakan bersama-sama. Bahkan kerennya adalah potensi atau aset apa yang mereka punya (sonde selalu berwujud uang) yang bisa mereka berikan untuk kepentingan bersama ini. Kami selalu respek dengan orang-orang muda ini.
Setelah menggelar Festival Elaf Dame di bulan Desember hingga Januari, maka di Bulan Februari hingga Maret kami menggelar festival lainnya, di masa panen di Mollo: festival Mnahat Fe'u. Nama ini terinspirasi dari salah satu jenis tarian tradisional orang Meto Timor yakni tarian Bonet. Mnahat Fe'u kami lewati selama sebulanpenuh dengan berbagai jenis workshop dan kelas inspirasi. Dimulai dengan kelas Bahasa Inggris 2 kali seminggu bersama kak Randi Tamelan dan kak Putri Fanda, dua relawan dari SoE. Lalu ada kelas menulis kreatif bersama Dicky Senda, khusus untuk para remaja desa Taiftob. Ada kelas inspirasi Funtastic Science bersama kak Sonya Manafe, seorang dosen dari Kampus STKIP Soe. Bersama kak Sonya, anak-anak desa Taiftob diajak untuk melakukan beberapa percobaan kimia sederhana yang berhasil memancing rasa ingin tahu mereka. Berharap bahwa dengan eksperimen sederhana ini, anak Mollo punya kesan yang positif mengenai ilmu pengetahuan atau sains dan bisa lebih giat lagi belajar IPA di sekolah.
Kelas Inspirasi lainnya adalah Fun Tech: Mengenal Kacamata Virtual Reality bersama kak Ari Saekoko. Ini juga sangat menarik. Sebab dengan teknologi terkini anak diajak untuk menonton video-video bertema lingkungan dan pertanian, hal-hal yang dekat dengan realitas mereka namun kali ini menggunakan teknologi modern. Kak Ari selalu berpesan bahwa dengan adanya kelas ini, anak-anak Mollo tidak boleh berhenti bermimpi untuk sekolah tinggi. Bukan mustahil bahwa kelas dari Mollo, ada yang mampu menciptakan teknologi-teknologi baru.
Mengenal Tanaman Obat adalah kelas inspirasi berikutnya bersama kak Norce Noenufa, seorang apoteker, orang muda SoE yang sangat berprestasi sejak kuliah Farmasi dulu. Anak-anak Mollo akhirnya tahu bahwa ada profesi penting di dunia kesehatan selain dokter yakni seorang apoteker. Menariknya, kak Norce mengajak anak-anak untuk mengenal tanaman di sekitar mereka yang sebenarnya punya khasiat untuk pengobatan dan itu diterima juga diakui oleh ilmu pengetahuan.
Selain kelas inspirasi, ada juga program khusus yakni workshop antara lain tari bersama kak Samrid Neonufa, tata kostum teater bersama kak Randi Tamelan dan gitar bersama kak Fill dan kak Bentho dari Kupang.
Penutupan Mnahat Fe’u dilakukan selama 3 hari sejak 26-28 Maret 2017, dimulai dengan Festival Pangan Lokal. Teman-teman diajak untuk memasak sendiri panganan mereka, mengenal keragaman bahan pangan yang ada di Mollo dan dengan harapan ada kesadaran dan kecintaan untuk mengonsumsi pangan lokal yang dihasilkan oleh petani Mollo sendiri. Alasan kesehatan dan murah meriah sebab bisa ditanam di kebun sendiri adalah dua poin yang coba kami fokuskan ke anak-anak. Dengan kemasan festival, melibatkan banyak teman sebaya dan dikombinasikan dengan berbagai kegiatan kesenian, kami percaya bisa meninggalkan kesan positif dalam diri mereka.
Ada juga acara nonton bareng film anak berjudul Moana, berkisah tentang anak pelaut dari kepulauan Pasifik yang dengan keberanian dan kecintaan ikut lingkungan tempat tinggal mereka dari kekuatan jahat. Untuk teman-teman relawan dari SoE, Kupang dan orang muda Mollo, kami siapkan dua acara spesial yakni diskusi “Mollo di Masa Kolonial Belanda” bersama Sarlota Sipa, sejarawan perempuan asal Mollo, dan satu lagi kegiatan peningkatan kapasitas orang muda bersama om Danny Wetangterah. Topik yang kami angkat adalah “Orang Muda NTT, Kerja Sukarela dan Passion”. Sejak awal ide ini dibangun, teman-teman muda ini sudah sangat antusias menunggu. Kedua acara khusus ini berlangsung seru dan meninggalkan kesan yang luar biasa. Setelah Paskah kami berencana melakukan diskusi kedua, “Mollo di Masa Pra Kolonial”, sedikit meloncat ke belakang. Semua tentu penasaran bagaimana sih kondisi Mollo ketika Belanda belum masuk?
Festival kami akhiri dengan pentas seni. Awalnya kami berencana mementaskan teater Fau Pah yang naskahnya ditulis bersama kak Dicky dan teman-teman kelompok Kelas Menulis Kreatif, hanya saja waktunya terlalu mepet, musim hujan yang mendera membuat jadwal lahitan kurang maksimal sehingga ditunda presentasinya. Dengan sigap kak Randi selaku koordinator program Mnahat Feu langsung mengolah acara ini jadi lebih menarik. Dibantu kak Dicky, teman-teman coba membaca puisi, bikin dramatical reading puisi panen orang Mollo. Beruntung tiga hari menjelang penutupan, kak Linda Tagie dari Kupang hadir dan membantu mengisi workshop dadakan yakni teater sehingga beberapa lagu yang sudah dilatih teman-teman bisa ditambah lagi gerakan tari dan olah tubuhnya. Sungguh menarik misalnya saat doa pembukaan, tidak seperti biasanya dalam bentuk tarian oleh semua anak diiringi lagu Baba Yetu, salah satu lagu tradisional orang Afrika.
Acara ditutup dengan pembagian kado kamus Bahasa Inggris, botol minum dan buku Lima Sekawan kepada semua teman yang bergiat di Lakoat.Kujawas.

Terima kasih kepada seluruh kakak relawan, donatur dan simpatisan Lakoat.Kujawas, kepada para orang tua di desa Taiftob yang selalu mendukung setiap kegiatan kreatif di Lakoat.Kujawas. Sampai ketemu di event berikutnya: Paskah di Lakoat.Kujawas, tanggal 23-24 April 2017. Tuhan menolong kita semua. 

NB: Untuk donasi buku bacaan anak, bacaan dewasa, kamus, buku tulis, perlengkapan sekolah atau uang untuk mendukung kelas-kelas kreatif di Lakoat.Kujawas, silakan mengontak 0813380379075 (bisa whatsapp) atau email ke lakoatkujawas@gmail.com. 

Teman-teman yang ingin menjadi relawan (teristimewa kawan-kawan muda yang bermoninsili di Kapan dan SoE), teman-teman yang ingin bikin project kerja kolaborasi dengan warga desa Taiftob di bidang kesenian, literasi, ekonomi kreatif dan pertanian, silakan mengontak juga ke nomor dan alamat di atas. 



pembukaan festival mnahat fe'u di halaman perpus lakoat.kujawas

kelas menulis kreatif bersama Dicky Senda

kelas bahasa Inggris bersama Putry Fanda dan Randi Tamelan

Kelas Bahasa Inggris bersama Randi

Latihan lagu Baba Munggu, theme song Festival Mnahat Fe'u

Kelas menulis bersama Dicky

kelas inspirasi: Mengenal Tanaman Obat bersama Norce Neonufa

Kelas Tari bersama Samrid Neonufa

Workshop teater bersama Linda Tagie

Workshop tata kostum teater bersama Randi dkk

workshop gitar bersama Fill dan Bentho

capacity building tim relawan bersama Danny Wetangterah

workshop gitar

diskusi Mollo di Era Kolonial Belanda bersama Sarlota Sipa

Kelas inspirasi: Funtech "Kacamata Virtual Reality" bersama Ari Saekoko

workshop teater bersama Linda Tagie

setelah pentas seni

Bonet bersama menandai berakhirnya festival Mnahat Feu

teman-teman relawan dr SoE, Kapan, Kupang dan Amanuban

workshop tari bersama Samrid Neonufa
Agenda berikutnya di Lakoat.Kujawas

1 komentar:

  1. Wow, blog ini sangat menginspirasi, seperti mendapat suntikan energi positif yang banyak skali
    Terima kasih kawan2
    Teruslah menginspirasi

    Salam kenal :)

    BalasHapus