We present a concept of social enterprise/social entrepreneurship based in Mollo, Timor and utilize the natural and cultural potential for economic improvement as well as the empowerment of local communities, particularly young people. Our focus includes literacy, art-culture and the creative economy. This project involves the youth community, village library as a center for arts and culture, homestay and creative economy. It is located in Jl. Kampung Baru, No. 2, Village of Taeftob, District of North Mollo, South Central Timor, East Nusa Tenggara, Indonesia 85552. Telp./Whatsapp 081338037075. E-mail: lakoat.kujawas@gmail.com.

Sabtu, 30 November 2024

Mnahat Fe'u: Perayaan Musim Hujan dan Tanam


Selamat datang di Lakoat.Kujawas, di pegunungan Mollo, Timor. 

Mnahat Fe’u adalah program spesial untuk merayakan kekayaan biodiversitas dan narasi pangan di pegunungan Mollo, Timor, yang dikembangkan komunitas Lakoat.Kujawas sejak tahun 2019. Makan siang Mnahat Fe’u akan berlangsung hari Sabtu, 14 Desember 2024 jam 11 - selesai. Bertempat di Komunitas Lakoat.Kujawas di Kapan, jalan Kampung Baru, desa Taiftob, TTS. Acara kali ini spesial sebab merespons datangnya musim hujan dan musim tanam di pegunungan Mollo. Dua hal yang sangat terkait erat dalam sistem pangan. 

Program ini berbayar. Rp. 200,000/orang, untuk dapatkan pengalaman makan siang lebih dari 6 menu sembari belajar tentang sistem pangan lokal, narasi budaya di balik menu dan bagaimana relasi orang Mollo terhadap makanan dan ekologi. Tentu saja mendapat kawan dan jejaring baru yang punya ketertarikan terhadap kuliner/gastronomi, budaya, sejarah dan gerakan komunitas orang muda. 

Mnahat Fe’u digerakkan oleh remaja dan orang-orang muda di desa Taiftob dengan pendekatan kewirausahaan sosial (model koperasi). Yakni sebagian besar keuntungan dari program ini diinvestasikan untuk pendidikan dan kesehatan anggota. 

Silakan transfer ke Rek BRI 473201034120536 an Perkumpulan Lakoat.Kujawas. Konfirmasi bukti transfer ke 082146093963 (Desi) atau DM ke akun Instagram @lakoat.kujawas. 

Tersedia juga penginapan sederhana di rumah warga di sekitar Lakoat.Kujawas. Rekomendasi lain: mobil/travel Kupang-Mollo PP yang bisa dicarter/sewa atau ditumpangi regular (bersama penumpang umum lainnya). Juga rekomendasi tempat-tempat wisata di sekitar Mollo yang bisa didatangi. 

Tersedia juga kelas Tiba-tiba Fatumfaun untuk belajar teknik preservasi pangan lokal, khususnya fermentasi di foodlab Ume Fatumfaun hari Minggu, 15 Desember 2024 jam 10 - selesai. Hanya untuk 6 orang peserta (UPDATE: sudah penuh). Masih ada kelas fermentasi di tanggal 27 Desember dan 28 Desember 2024. Biaya 150K per orang sudah termasuk makan siang, materi dan bahan baku fermentasi. 

Pilihan penginapan: rumah warga 75rb per kamar (bisa dua orang) belum termasuk makan minum (bisa order ke tuan rumah). Pilihan lain, Villa Mutis Hill, berjarak 500 meter dr Lakoat. Per kamar kisaran 350rb bisa utk 2 orang. Bisa cek di Instagram Villa Mutis Hill.  Pilihan ketiga, Hotel di Soe berjarak 18 km. Pilihan lain, menginap di kampung adat Fatumnasi, di Lopo Mutis berjarak 18 km dr Lakoat. Untuk penginapan dan makan minum di rumah penginapan nanti bisa dibayar langsung di tuan rumah yang bersangkutan. Kami sebatas membantu menghubungkan atau membantu memesankan kamar. 

Travel rekomendasi Om Ansel +62 813 37895981 dan om Hendrik 0812 10999432.

Sampai ketemu di Mollo!

Selasa, 03 September 2024

Kaka Boss, Ini "Timur" yang Mana Dolo?

Opini oleh Dicky Senda



Beta nonton Kaka Boss di hari perdana di Kupang, sekembalinya dari tugas ke Sorong. Ekspektasi beta mungkin ketinggian karena film ini diisi banyak sekali komedian papan atas, tapi masih bisa dipahami ju karena dramanya yang ingin ditonjolkan sama kuatnya. Beta bisa ikut ketawa dan sedih di beberapa momen, tapi ada ju rasa garing dan kebingungan. Entahlah.


Beta terkesan dengan akting Glory Hillary dan Mo’at Godfred (beliau orang Maumere, kan? Beta bisa menebak dari logatnya, kentara soalnya). Drama relasi bapak dan anak perempuan yang realistis dan manis. Tokoh komedi yang bikin beta cukup puas ketawa adalah karakternya Mamat Alkatiri. Gelagatnya selalu bikin pecah studio. Karakter lainnya, beta rasa serba tanggung. Barangkali ini soal representasi cerita dan karakter?

 

Beta apresiasi upaya representasi cerita dan karakter yang belum umum di industri film Indonesia. Tapi kalo sonde hati-hati beta khawatir ke depan orang akan banyak salah kaprah. Bawa narasi “Indonesia Timur” dan “Orang Timur” mungkin ju dianggap mulia, tapi jang sampe itu menyederhanakan kompleksitas identitas, sejarah, budaya, geografis, logat, dst. Di tempat yang disebut “Timur” ini, beda kampung bisa beda bahasa, dialek, warna kulit, na kaka! Makanya ketika Arie Kriting main sebagai akamsi di film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara (2016) berlatar Timor Barat tapi dia balogat agak Papua, beta termasuk yang protes kala itu. Orang Kupang, Soe, Kefa, Atambua sa logat su beda-beda. Ini baru persoalan logat, belum warna kulit dan seterusnya. 

 

Perspektif orang-orang industri film di Jakarta yang harus diluruskan. Jang bersembunyi di balik narasi “Orang Timur” lalu katong malas riset dan main pukul rata saja. Itu bisa stereotipikal! Niat baik representasi kemudian bisa menihilkan keragaman identitas atau menimbulkan label baru karena disamaratakan oleh sebutan “Orang Timur”.

 

Mungkin soal yang bikin beta bingung atau merasa garing  dan tanggung ada di situ. Sebab mayoritas pemainnya datang dari berbagai latar budaya di “Timur” yang kompleks. Kalau saja sejak awal narasinya jelas, misalkan, Kaka Boss digambarkan sebagai orang Maumere merantau ke Jakarta, sukses. Ketemu Mace dari Merauke, menikah dan punya anak perempuan yang sangat Jakarta, dst. Karakter Priska yang nyeblak khas orang Ende jadinya sonde all out. Karena mungkin ju Priska (dan juga Nowela yang kelihatan kaku) bingung mereka mau menjadikan karakter “orang timurnya” kek mana? Priska mau kek biasa dirinya di panggung stand up sebagai orang Ende atau kermana nih? Sementara karakter “Orang Timur” juga terlampau absurd dan umum. Menurut beta karakternya  bisa digali lebih dalam dan spesifik dengan mempertimbangkan detail-detail karakter manusia “Timur” yang sangat beragam dan kompleks itu.

 

Timur yang mana nih?

Ada yang menarik, terkait cara pandang. Kawan-kawan yang beta temui di Raja Ampat memahami “Timur”, ya, Timor yang katong kenal. Orang dari Timor yang datang bekerja di sana. Bagi mereka, orang Timur, ya, berbeda dengan orang Flores, orang Ambon, dll.

Sehingga bisa jadi konsep “Orang Timur” yang mau ditawarkan Arie dkk atau industri film Jakarta sonde relate dengan persepsi sebagian dari katong.

 

Di TikTok pernah ada video tradisi orang cium idung, trus dikasih keterangan “NTT nih boss!” Lalu di kolom komentar orang-orang dari Flores pada nyaut, “NTT yang mana? Kami di Flores tidak punya tradisi itu. Orang Sumba dan Sabu mungkin iya.” Yang posting video itu orang Kupang, btw.

 

Sikap dan Posisi

Stance yang su cukup jelas beta rasa adalah film-film Makassar. Sonde perlu embel-embel narasi “Film Indonesia Timur”, semua latar identitas, geografis, budaya, dialek, dst tergambar jelas di situ. Unik dan kuat, sonde melebar ke mana-mana. Apalai sineas dan pemainnya dari Makassar. Atau film berlatar Batak yang sonde perlu dikasih embel-embel Indonesia Barat. Yang terakhir beta nonton, Women from Rote Island ju jelas sikap dan posisinya: konflik batin perempuan-perempuan Rote. Jadi kalo bilang film tentang “Orang Timur”, hmm... Timur yang mana dulu nih? Beragam dan luas, soalnya. Berharap sa narasi begini sonde dipake hanya untuk kebutuhan industri dan pasar e (maksud beta framing untuk kebutuhan promosi, dsb). 

 

Btw, selamat untuk debut penulisan dan penyutradaraanya, Arie Kriting!



Dicky Senda adalah pegiat pangan dan komunitas adat di Mollo yang bergiat di komunitas Lakoat.Kujawas sebuah ruang warga yang mengintegrasikan perpustakaan, lab pangan, ruang arsip seni budaya, kelas menulis kreatif, tur gastronomi dan residensi kesenian. Komunitas ini ada di desa Taiftob di pegunungan Mollo di Timor Tengah Selatan. Dicky menulus buku kumpulan cerpen Kanuku Leon, Hau Kamelin & Tuan Kamlasi, dan Sai Rai yang semuanya berlatar budaya dan manusia Timor. 

 

 

Jumat, 15 Maret 2024

Event April 2024 di Lakoat.Kujawas


Musim panen 2024 kami hadir kembali dengan konsep makan siang "Mnahat Fe'u" perayaan kecil musim panen a la orang Mollo yang pernah kami kembangkan sebelum covid dengan konsep tur gastronomi dari kebun/hutan ke meja makan.  

Sejak tahun 2016 kami aktif mengarsip pengetahuan lokal salah satunya narasi pangan lokal Mollo.  Hasilnya, selain tur gastronomi, kami kembangkan juga jadi prototipe laboratorium pangan "Ume Fatumfaun" dan melakukan sejumlah eksperimen merespons potensi pangan lokal, salah satunya mempelajari teknik fermentasi makanan untuk menghidupi laboratorium itu. 

Setelah 8 tahun mengaktifkan ruangruang kreatif di Lakoat dan melakukan serangkaian kerja arsip/dokumentasi pengetahuan lokal, kami ingin membagi cerita dari temuan-temuan dan reproduksi pengetahuan lokal jadi jamuan makan siang menumenu musim panen dan kelas fermentasi yang kami padukan dengan workshop menulis kreatif dan tur ke pasar tradisional di Kapan. 

Narasi menjadi hal penting di Lakoat.Kujawas. Lakoat.Kujawas menjadi ruang bagi kami menarasikan sendiri budaya dan pengetahuan adat kami. 

Kamis, 11 April 2024, kami membuat "Cerita dari Fatumfaun" lokakarya yang mempertemukan tur ke pasar tradisional, belajar fermentasi dan menulis pengalaman katong bertemu dengan rasa makanan. Kegiatan ini hanya untuk 5 orang saja. 

Hari kedua, Jumat, 12 April 2024, kami membuat acara Makan Siang Musim Panen "Mnahat Fe'u". Ada sejumlah makanan pembuka hingga penutup dari hasil tanah Mollo, presentasi hasil riset terkait sistem marga, mata air dan pantangan makanan. Akan diselingi dengan diskusi dan berbagi pengalaman antar peserta. Makan siang ini hanya untuk 12 orang saja. 

Apakah bisa ikut keduanya? Bisa. Boleh.

Apakah bisa ikut salah satunya? Bisa juga. 

Apakah ada tempat menginap? Ada penginapan sederhana di rumah warga. 

Info lebih lanjut silakan WA ke 087853226602





 

Jumat, 01 Maret 2024

Kelas Fermentasi dan Mnahat Fe'u di Musim Panen 2024

Merayakan datangnya musim panen (mnahat fe'u) yang datang bersamaan dengan cuti bersama Hari Raya Nyepi, katong ajak kalian semua yang selalu penasaran dan tanya kapan bisa main ke @lakoat.kujawas. Mari su ini dia pung saat. Bisa pilih salah satunya, kelas fermentasi menyambut musim panen lakoat atau makan siang menu komplit musim panen ala mama Fun dkk. Atau bisa keduanya sekalian menginap di rumah warga dan bisa keliling Mollo. 

1. Mnahat Fe'u, Makan Siang Menyambut Musim Panen di Mollo. Dimpimpin mama Fun, kalian akan paket komplit makan siang dengan citarasa Mollo dimulai dari makanan pembuka hingga makanan penutup, sembari ngobrol santai dengan kawankawab Lakoat, pengalaman riset kampung terkait pangan lokal, konsep marga dan sistem mata air. Berlangsung hari Senin, 11 Maret 2024 jam 10-14 siang. Paket seharga 200K/orang, terbatas hanya untuk 12 orang. 

2. Kelas fermentasi 100k per orang sudah termasuk materi workshop merespons potensi buah dan sayur. Alat dan bahan, makan siang, diskusi dan sharing isu dan topik pangan dan gerakan pangan lokal. Kelas akan belangsung hari Selasa, 12 Maret 2024, dimulai jam 10-14 siang. Terbatas hanya untuk 5 orang. 

Penginapan di rumah warga 75k per malam. 

Informasi dan reservasi silakan WA ke 0878 53226602. 

#lakoatkujawas #mnahatfeu





Jumat, 05 Januari 2024

Donasi Buku dan Majalah Anak untuk Perpustakaan Lakoat.Kujawas di Mollo, Timor

 


Selamat datang di perpustakaan komunitas Lakoat.Kujawas. Kami adalah perpustakaan independent yang berlokasi di desa Taiftob, kecamatan Mollo Utara di Timor, NTT. Kurang lebih 130 km dari kota Kupang, 1000 mdpl, di pegunungan Mollo. 

Perpustakaan ini mulai aktif sejak Agustus 2016 dan telah menjangkau 4 desa di Mollo Utara, diakses oleh lebih dari 750 anak, remaja dan orang muda di 8 tahun terakhir. Kini pengunjung terbanyak adalah anak-anak SD dan rata-rata kunjungan di tahun 2023 adalah 40-an anak per bulan. Mereka menyukai buku cerita anak dan... majalah Bobo! 

Jika kalian punya koleksi buku bacaan yang bisa dibaca oleh anak-anak usia SD dan khususnya majalah Bobo (baik lama maupun baru), silakan kontak kami di whatsapp 087853226602. 

Mohon untuk sortir/seleksi barang yang hendak dikirim. Mohon mengirim HANYA buku dan majalah anak saja. Bukan buku bekas lainnya, apalagi kertas-kertas bekas. Mengingat 8 tahun terakhir mengelola perpustakaan kami sering dikirimi, maaf, sampah-sampah kertas (buku bekas, LKS bekas, diktat kuliah bekas). Pada akhirnya baran-barang tersebut menimbun dan jadi sampah. Sementara kami tidak punya cukup energi dan sumber daya untuk mengelola sampah buku dan kertas teman-teman sekalian. Mohon hal ini diperhatikan, ya? Banyak makasih. 

Salam,

Lakoat.Kujawas

Selasa, 02 Januari 2024

Toko Lakoat.Kujawas

Kami menjual beberapa merchandise yang keuntungannya kami pakai untuk kebutuhan operasional di komunitas seperti t-shirt/kaos, buku puisi, buku cerpen, buku foto, kalender 2024, totebag, dll. 


1. T-shirt ukuran dewasa dan anak. Tersedia warna hitam, putih dan hijau untuk dewasa dan warna hitam dan biru tua/old navy untuk anak-anak. Kaos dewasa seharga 150K, kaos anak seharga 100K. 




2. Tersedia kalender 2024 berisi foto dan arsip narasi Lakoat.Kujawas, seharga 75K. 




3. Tersedia totebag dengan tulisan Tapun Ma Tatef (filosofi hidup melingkar, circular connection Orang Mollo) dan tulisan "There will never be peace on stollen land" seharga 50K





4. Buku puisi Tubuhku Batu Rumahku Bulan (65K), buku cerpen Dongeng Nunuh Haumeni (75K), buku cerpen Dongeng Kap Nam To Fen (75K), buku foto dan puisi Anak di Antara Hutan, Mata Air dan Batu (100K), buku dongeng 3 bahasa--Mollo, Indonesia dan Inggris--(50K)



Harga di atas belum termasuk ongkos kirim. Cara order: kontak email atau nomor WA dengan alamat (untuk keperluan cek ongkos kirim). 

Silakan kontak lakoat.kujawas@gmail.com atau WA 087853226602.