We present a concept of social enterprise/social entrepreneurship based in Mollo, Timor and utilize the natural and cultural potential for economic improvement as well as the empowerment of local communities, particularly young people. Our focus includes literacy, art-culture and the creative economy. This project involves the youth community, village library as a center for arts and culture, homestay and creative economy. It is located in Jl. Kampung Baru, No. 2, Village of Taeftob, District of North Mollo, South Central Timor, East Nusa Tenggara, Indonesia 85552. Telp./Whatsapp 081338037075. E-mail: lakoat.kujawas@gmail.com.

Minggu, 20 Februari 2022

Ketidaksetaraan Gender

 


Indi Seran

 

Ketidaksetaraan gender yang masih terus berlangsung hingga saat ini cukup dipengaruhi oleh salahnya pemahaman kita tentang gender dan seks. Lalu apa sebenarnya gender itu?  Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan jaman sedangkan seks adalah perbedaan jenis kelamin yang ditentukan secara biologis. Dalam artian sederhana gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang dapat dipertukarkan sedangkan seks adalah kodrat sebagai laki-laki atau perempuan yang tidak dapat berubah.

Perempuan yang mendapat cap sebagai makhluk yang lemah, makhluk yang lembut, yang harus berkelakuan sopan mengikuti pemikiran masyarakat sekitar merupakan contoh nyata dari ketidaksetaraan gender yang selama ini kita anggap sebagai hal yang sepele. Seharusnya perempuan dan laki-laki mendapatkan hak dan kedudukan yang sama dalam masyarakat.


Perempuan harus lemah lembut, lalu bagaimana jika seorang perempuan memiliki watak keras dan kasar? Apakah dia kemudian kehilangan haknya sebagai perempuan? Perempuan itu identik dengan dapur dan rumah, lalu apakah ketika perempuan memutuskan untuk berkarir di luar rumah akan membuat dia kehilangan jati dirinya sebagai perempuan? Tentunya tidak.

Laki - laki selalu identik dengan ketegasan dan pekerja keras tapi bagaimana jika dia mengalami kondisi yang membuatnya tidak bisa bekerja? Apakah dia kehilangan identitasnya sebagai laki-laki? Bagaimana jika kondisinya mengharuskannya bertukar peran dengan perempuan untuk mengurus pekerjaan dirumah? Apakah itu membuat dia menjadi perempuan? Sekali lagi jawabannya tidak.

Sadar ataupun tidak ketidaksetaraan gender akhirnya menimbulkan penindasan terhadap perempuan baik secara fisik maupun psikis. Ketika perempuan berusaha melakukan sesuatu dan keluar dari zona nyaman untuk memperbaiki hidupnya artinya dia juga siap untuk mendapat pandangan-pandangan buruk dari lingkungan sekitar yang tentunya berdampak besar pada kondisi psikisnya. Kembali pada yang saya tulis sebelumnya bahwa yang paling penting adalah memperbaiki pemahaman kita tentang apa itu gender agar kita dapat memberikan ruang yang aman bagi semua pihak.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar