We present a concept of social enterprise/social entrepreneurship based in Mollo, Timor and utilize the natural and cultural potential for economic improvement as well as the empowerment of local communities, particularly young people. Our focus includes literacy, art-culture and the creative economy. This project involves the youth community, village library as a center for arts and culture, homestay and creative economy. It is located in Jl. Kampung Baru, No. 2, Village of Taeftob, District of North Mollo, South Central Timor, East Nusa Tenggara, Indonesia 85552. Telp./Whatsapp 081338037075. E-mail: lakoat.kujawas@gmail.com.

Sabtu, 12 September 2020

Skol Tamolok Aktif Lagi

Setelah dimulai inisiatif ini di bulan Desember 2019 hingga Februari 2020, Skol Tamolok akhirnya berhenti sementara karena pandemi menghadang. Setelah situasi membaik, bersamaan dengan program kolaborasi kami dengan RMI didukung Voice, Being and Becoming Indigenous, kami lanjutkan semangat itu. 

Skol Tamolok bisa disebut sebagai model pendidikan kontekstual dan kritis yang kami rancang untuk warga desa Taiftob tempat kami tumbuh bersama. Kesadaran bikin model pendidikan alterantif ini ada sejak komunitas kami berdiri tahun 2016. Saat itu kami selalu bertanya, mengapa sebagai warga Mollo sulit sekali mengakses pengetahuan lokal? Peran komunitas adat dan sekolah formal nyatanya memang sudah bergeser dan berubah jauh. Kami memang aktif melakukan kerja pengarsipan/pendokumentasian informasi dan pengetahuan sejarah, kebudayaan dan kesenian, termasuk di dalamnya pengetahuan lokal terkait pangan dan pertanian. Ketika semua perlahan sudah mulai terkumpul, apa yang bisa kami lakukan agar pengetahuan itu bisa diakses oleh lebih banyak orang dan menjawab keresahan awal kami. Kami senang dan bangga bahwa apa yang kami lakukan pada akhirnya ikut mendorong gerakan ekonomi kreatif berbasis komunitas, misalnya lewat program ekowisata minat khusus (model heritage trail bertema makanan lokal) yang terkait erat dengan kerja pengarsipan kami. Dan terkait bagaimana pengetahuan lokal itu bisa diakses oleh orang-orang lokal itu sendiri, kemudian lahir ide untuk bikin Skol Tamolok. Tamolok sendiri adalah akronim yang artinya membuat hidup jadi lebih baik. Sementara tamolok sendiri bicara. Ya, dengan duduk bicara dan bertukar pikiran, kita berharap hidup menjadi lebih baik. 

Beberapa agenda Skol Tamolok kami rangkum di sini:


1. 5 Juli 2020, Lokakarya Membuat Tempe dari Kacang Lokal non Kedelai. Merayakan keragaman jenis kacang lokal di Mollo, kami mencoba berkesperimen bersama warga membuat tempe dari aneka kacang-kacang lokal. Senang sekali, sebab eksperimennya berhasil. Harapannya dengan mengajak warga belajar membuat tempe dari biji-bijian yang mereka tanam sendiri akan mendukung semangat kedaulatan pangan yang adalah juga ruh dan semangat dari gerakan revitalisasi kampung di komunitas kami. Ada kesadaran penuh dari warga lokal bahwa mereka tinggal di tanah yang kaya akan jenis bahan makanan. Bahwa beras impor atau tempe dengan kedelai impor bukan satu-satunya bahan pangan kita. 

2. 17 Juli 2020, Lokakarya Se'i (Daging Asap). Kami mengajak bapa Fun, Mama Fun, Tanta Agus dan Mama Mety menjadi narasumber tamu dalam kegiatan dokumentasi pembuatan daging se'i secara tradisional sekaligus membagi pengetahuan mereka kepada para remaja yang bergiat di komunitas kami. Mengapa se'i? Narasi penting yang belum banyak diketahui publik di luar sana yang sangat menggemari se'i bahwa makana ini adalah respons orang Timor pada musim kemarau panjang dan ketersediaan bahan pangan di rumah. Se'i atau jagung bose dan sambal lu'at adalah tiga kawan yang lahir karena kesadaran bahwa musim kemarau bisa panjang, kelaparan bisa mengintai kapanpun dan mengawetkan makanan adalah hal penting dalam kebudayaan orang Mollo. Kami mengajak para remaja untuk ikut mencatat dan mendokumentasikannya dalam bentuk tulisan yang akan kami rilis di awal tahun 2021.

 2 Agustus 2020, Lokakarya Saus Tomat. Salah satu tanda awal musim kemarau di pegugungan Mollo adalah masuknya musim panen tomat. Merespons tomat yang melimpah kami bikin lokakarya membuat saus tomat tanpa pengawet. Lokakarya terkait berikutnya adalah membuat manisan tomat. 

3. 12 Agustus 2020, Pencatatan Kosakata bahasa Meto dialek Mollo berkolaborasi dengan Kantor Bahasa Provinsi NTT. Program ini penting dan menarik, bagaimana kosakata bahasa daerah diusulkan sendiri oleh komunitas masyarakat adat untuk diserap dalam bahasa Indonesia. 

4. 29 Agustus 2020, Lokakarya Pintal Benang. Di saat yang bersamaan di bulan Agustus kami sedang menyelenggarakan lokakarya menari tari tenun dan para mama kemudian berinisiatif membawa alat pemintal benang secara tradisional dan melakukan proses pemintalan benang. Secara tak terduga, transfer pengetahuan lokal mengalir dari generasi tua ke generasi muda. 

5. Sabtu 5 September 2020

Pagi: lokakarya menari tradisional terakhir sekaligus rekam video tarian sebagai dokumentasi akhir. akan dibantu oleh Karel Nomeni dan Doni Benmetan, dua orang muda masyarakat adat yang punya kompetensi merekam dan mengedit video. Tujuannya adalah ada semangat kolektif warga untuk mulai punya kesadaran bersama mendokumentasikan pengetahuan lokal yang akan menjadi arsip budaya penting kini dan nanti.

Siang: Lokakarya membuat dired orange, jeruk yang dikeringkan untuk dibuat teh. Ini juga adalah respons kami atas musim jeruk tahun ini yang cukup melimpah di Mollo. Selain bikin selai/marmalade, kami mengajak warga untuk mengeringkan jeruk yang akan dipakai sebagai teman teh.

Malam: pemutaran film Ave Maryam dan diskusi di lakoat jam 19. Pemutaran dan diskusi terbatas, live streaming via Netflix (akun resmi berbayar). Ave Maryam dipilih sebab sesuai dengan konteks lokal desa Taiftob yang notabene mayoritas Katolik dan sangat relevan dengan isu ini. Mendiskusikan tema kontroversial dan cenderung tabu adalah bagian dari pendidikan kritis untuk warga bagaimana warga bisa dilatih untuk punya kepekaan sosial, berani berbicara tentang hal yang benar dan bisa menjadi pengontrol atas berbagai situasi sosial yang terjadi.

6. Minggu sore 6 September jam 14.30: lokakarya musik dan lagu tradisional Mollo di rumah bapa Fun. Lokakarya ini adalah seri dari lokakarya menari tradsional. Melibatkan seniman lokal dan warga. Sebagai bagian dari the singing society, tradisi duduk berkumpul dan bernyanyi memang hampir punah, bersamaan dengan hilangnya tradisi berkumpul yang dulunya ada dan eksis, misalnya saat musim panen, saat mengikat jagung, menumbuk padi ladang, atau ada pesta adat lainnya. ketiga tradisi pertanian mulai bergeser, diganti mesin-mesin, dsb, pola seni warga juga tergantikan. Dengan semangat revitalisasi kampung, kami harus memikirkan ide-ide kreatif apa yang bisa diaplikasikan sebagai wadah agar kesenian tradisional seperti ini bisa tetap relevan untuk dijalankan. Skol Tamolok bisa jadi dan kami anggap itu benar terjadi, sebagai model baru bagaimana ruang berkesenian warga bisa tumbuh kembali. Seni tumbuh, kesadaran akan lingkungan dengan sendirinya tumbuh. Sebab seni dan lingkungan bagi orang Mollo adalah dua hal yang tak terpisahkan.



















1 komentar:


  1. permainan poker yang gampang menangnya hanya di IONQQ
    ayo segera di coba permainan kami :D
    WA: +855 1537 3217

    BalasHapus