Selasa, 13 Juni 2017

Proposal Festival 'Pau Kolo


Lakoat.Kujawas Selayang Pandang
Teman-teman yang baik, tidak terasa Lakoat.Kujawas berulang tahun yang pertama di bulan Juni ini. Kami masih ingat bahwa mimpi besar kami setahun yang lalu adalah mengajak sebanyak mungkin generasi muda NTT, khususnya Timor untuk untuk berkolaborasi dalam berbagai hal secara kreatif, khas orang muda, dan kembali ke akar budaya sebagai identitas utama dengan penuh percaya diri. Dan hari ini mimpi kami masih sama bahkan terus bertambah besar.
Kami memulai gerakan ini dari desa Taiftob, di Mollo, Timor Tengah Selatan. Menjadikan Lakoat.Kujawas sebagai ruang kreatif: tempat anak dan orang muda diskusi, nonton film, workshop tari dan teater, kelas bahasa Inggris. Ruang produksi berbagai oleh-oleh khas Mollo seperti madu hutan, sambal lu’at, selai nanas, kopi Mollo, dan kain tenun. Juga menjadikan Lakoat.Kujawas sebagai ruang arsip segala informasi terkait Mollo. Kami telah memulainya dengan melakukan pemetaan potensi desa-desa di Mollo, mendokumentasikan foto maupun video juga tulisan terkait resep kuliner hingga sejarah. Kini komunitas kami sudah Art Space dan Coworking Space sederhana, termasuk punya dua perpustakaan dan homestay yang dikelola warga di dua desa berbeda. Setahun berkarya sudah berkolaborasi dengan banyak sekali orang, baik petani, perempuan penenun, pekerja LSM, peneliti, dosen, mahasiswa, penulis, filmmaker dan traveler. Sudah menyelenggarakan dua kali festival warga yakni Festival Damai (Elaf Dame) dan Festival Panen (Mnahat Fe’u) dan diundang berpameran atau presentasi di beberapa festival orang muda di Kupang.
Mark Zuckerberg pernah bilang bahwa penting untuk punya tujuan besar dan lebih penting lagi jika kita mampu mengajak sebanyak mungkin orang untuk bergerak bersama mencapai tujuan tersebut. Tugas kami belum selesai: mengajak sebanyak mungkin orang muda NTT untuk percaya diri, untuk lepas dari stigma/label negatif. Bahwa ada begitu banyak potensi dan hal baik disekeliling kita yang sudah menanti untuk dikelola dan dikembangkan bersama-sama. Kita bisa!

Apa itu Festival ‘Pau Kolo?
Di bulan Agustus tahun ini kami ingin menyelenggarakan festival ketiga kami yakni Festival 'Pau Kolo. Terinspirasi dari salah satu nama motif dalam kain tenun yang menandakan identitas orang Mollo, motif ‘pau kolo, yang menggambarkan adanya hubungan yang seimbang antar manusia--rakyat dengan pemimpinnya. ‘Pau Kolo bisa dimaknai juga sebagai sebuah kolaborasi, kerja bersama antar manusia lintas generasi dan lintas disiplin ilmu.
Tema besar yang kami pilih untuk festival warga desa Taiftob kali ini adalah “Pulang”. Melihat begitu banyak hal baik yang ada dalam diri kita generasi muda NTT, khususnya generasi muda Timor. Tentang begitu kayanya sejarah dan kebudayaan kita. Atau berkaca dari pengalaman para penggerak di Lakoat.Kujawas yang berani pulang ke kampung dan membuat banyak hal besar, kami merasa bahwa tema “Pulang” menjadi penting untuk diangkat. Menjadi pengingat bagi kita semua bahwa ada banyak hal, cerita dan pengalaman baik dari sejarah lampau yang perlu untuk ditengok dan dipelajari kembali. Ada begitu banyak potensi yang terabaikan, ada begitu banyak orang yang tertinggal di belakang sana perlu dibantu untuk maju bersama menggapai kehidupan yang lebih baik. Untuk itu, kami, Anda, kita semua harus “Pulang” dan berbuat sesuatu bersama-sama.

Apa Saja Agenda Festival ‘Pau Kolo?
A.    Pre Event Festival ‘Pau Kolo (Juni – Juli 2017)

1.      Bersama warga merekam aktivitas harian mereka ke dalam medium foto dan film pendek lalu memamerkannya. Berkolaborasi dengan Sekolah Musa melakukan kelas fotografi “Ketong Bisa” bersama 15 orang anak dan remaja desa Taiftob. Peserta akan dipinjamkan kamera poket dan mereka bebas bercerita terkait diri mereka, keseharian dan lingkungan mereka melalui medium foto.
Kelas fotografi “Ketong Bisa” dimulai pada tanggal 17 Juni 2017. Setiap Sabtu dan Minggu akan ada relawan dari Kupang yang mengisi kelas fotografi. Direncanakan hasil karya anak Taiftob akan dipamerkan di Lakoat.Kujawas pada saat Festival ‘Pau Kolo Minggu 1 Agustus 2017.
2.      Kelas Bahasa Inggris dan workshop membuat robot sederhana bersama teman-teman Dosen dan Mahasiswa STKIP SoE, dan workshop teater bersama Linda Tagie cs dan tari bersama grup Black Lolipop untuk mengisi momen liburan Lebaran sekaligus kenaikan kelas. Minimal 3 kali pertemuan, maksimal 6 kali pertemuan. Waktu: Juni-Juli 2017.

B.     Agenda Puncak Festival ‘Pau Kolo (Minggu pertama Agustus 2017)

1.      Pameran arsip foto, video dan berbagai produk hasil kerja kolaborasi di Lakoat.Kujawas selama setahun, termasuk pameran foto tentang Mollo dari KITLV Belanda. Berlangsung selama seminggu di halaman perpustakaan Lakoat.Kujawas, desa Taiftob. Pameran foto ‘Mollo Tempo Dulu’ yang diambil dari arsip KITLV Belanda. Proses pewarnaan akan dilakukan oleh Almascatie blogger yang kini menetap di Labuan Bajo dan dikurasi oleh Matheos Messakh dan Sarlota Sipa. Sarlota adalah sejarawan muda asal Mollo yang juga bergiat di Lakoat.Kujawas. Selain dipamerkan di desa Taiftob, pameran arsip ini juga akan dipamerkan di acara Pameran Pembangunan tingkat kecamatan Mollo Utara maupun tingkat Kabupaten TTS di minggu kedua dan ketiga Agustus 2017 (dalam proses konfirmasi).
2.      Pemutaran film Lentera Maya produksi ICT Watch dan Watchdoc untuk orang muda Mollo
3.      Diskusi Sejarah Mollo bersama orang muda TTS
4.      Workshop teater kedua sekaligus presentasi teater.

Berapa Biaya yang Dibutuhkan untuk Menyelenggarakan Festival Ini?
          Dana yang dibutuhkan untuk workshop fotografi, tari, teater dan kelas bahasa Inggris, pemutaran film, produksi dan pameran foto serta presentasi teater adalah DUA PULUH TIGA JUTA RUPIAH.
Rp. 23,000,000
Dengan perincian sebagi berikut:
A.    Konsumsi Pre Event Festival ‘Pau Kolo = Rp. 3,800,000
Perincian
1.      Workshop fotografi anak (4X pertemuan) = Rp. 1,000,000
2.      Kelas Bahasa Inggris dan workshop robot (4X Pertemuan) = Rp. 1,400,000
3.      Worshop Tari 2x pertemuan = Rp. 700,000
4.      Workshop teater 2x pertemuan = Rp. 700,000
Catatan: konsumsi ini sudah termasuk snack anak-anak dan makan siang (dan makan malam relawan, jika menginap di Lakoat.Kujawas).

B.     Konsumsi Festival ‘Pau Kolo = Rp. 2,800,000
Perincian:
1.      Snack anak dan relawan saat workshop teater = Rp. 200,000
2.      Makan siang relawan selama 5 hari pameran Rp. 150,000 x 5 = Rp. 750,000
3.      Snack anak dan relawan saat pembukaan pameran dan acara nonton bareng = 350,000
4.      Makan malam saat diskusi Sejarah Mollo bersama orang-orang muda TTS = 500,000
5.      Makan siang anak dan relawan saat puncak festival (presentasi teater) = Rp. 1,200,000
C.    Biaya Produksi = Rp. 3,025,000
Perincian:
1.      Cetak foto = Rp. 2,000,000
2.      Pulsa listrik = Rp. 52,000
3.      Pulsa data = Rp. 200,000
4.      Dekorasi = Rp. 150,000
5.      Lain-lain = Rp. 623,000
D.    Reward/Hadiah untuk Anak = Rp. 13,375,000
Perincian:
1.      Botol minum lion star 25 buah = 375,000
2.      Kurang lebih 25 eks Buku Bacaan baru untuk koleksi perpustakaan Lakoat.Kujawas (senilai) = Rp. 1,000,000
3.      Sepatu sekolah berbagai ukuran = Rp. 200,000 x 60 = Rp. 12,000,000
Catatan: untuk reward/hadiah bagi anak setelah mengikuti seluruh rangkaian festival, para donator bias menyumbang dalam bentuk uang maupun barang yang kami maksud. Syarat untuk donasi sepatu sekolah: sepatu hitam polos, unisex/netral untuk laki-laki maupun perempuan, harga berkisar 180-200 ribu rupiah. Ukuran sepatu yang dibutuhkan bias dicek di sini:

Bagaimana Cara Berdonasi?
1.      Teman-teman yang ingin berdonasi bisa mengontak Dicky Senda (081338037075) atau Randi Tamelan (081235436230) untuk info lebih mendetail terkait festival ini, cara donasi dan donasi seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan.
2.      No. Rekening BRI 4732-01013229-53-5 atas nama CHRISTIANTO SENDA. Konfirmasi bukti transfer via whatsapp 081338037075
3.      Bagi yang berdonasi dalam bentuk barang (tumbler, sepatu dan buku bacaan) bisa mengirimkannya ke Dicky Senda, jalan Kampung Baru No. 2 Desa Taiftob Kecamatan Mollo Utara Kabupaten TTS, Provinsi NTT 85552. Paling lambat 1 Agustus 2017.

Terima kasih atas Anda sudah turut membantu mewujudkan mimpi anak-anak dan orang muda Mollo. Simak kerja kolaborasi kami di Instagram @lakoat.kujawas atau page www.facebook.com/lakoat.kujawas.

Salam
Dicky Senda

(Program Director)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar