Beta bingung apa yang harus beta tulis di sini, karena jujur kagiatan #elafdame sangat berkesan sekali buat beta sampai beta kehabisan kata-kata. Oke, mulai dari hari pertama tiba di Kapan di rumah kak Dicky Senda. Tiba di Lakoat.Kujawas beta dan teman-teman relawan disambut oleh anak-anak desa Taiftob, semua menyapa dilanjutkan acara perkenalan diri satu per satu. Beta kaget dan senyum sendiri. Beta senyum dan kaget karena dalam beta punya pemikiran tentang anak di desa apalagi di daratan Timor sonde seperti yang beta alami di Taiftob. Dari banyak pengalaman beta, anak di desa-desa di daratan Timor biasanya cenderung pemalu untuk bisa memperkenalkan diri apalagi dengan orang baru. Tapi sonde untuk anak-anak desa ini, dong maju, awalnya dengan sedikit malu (lagi-lagi) khas Timor yaitu balik kiri kanan (sonde pake lencang depan o), tangan garuk kepala sambil ketawa, dong menyapa kami dan diakhiri dengan pertanyaan,"kalau kaka nama sapa?". Keakraban pun dimulai. Kesan pertama yang begitu berbekas di hati dari anak-anak desa yang sangat sulit beta dapa di kota.
Setalah pertemuan pertama, banyak momen yang lebih buat beta bahagia. Salah satunya saat beta dan kak Randi bawa 1 dus berisi full buku dan majalah sumbangan dari donatur di SoE. Beta sungguh bahagia saat melihat ekspresi anak-anak terima koleksi buku bacaan baru. Beta masih ingat ada yang sampai rebutan majalah Bobo sambil bilang "e... itu beta punya aaa". Hal yang jarang beta liat lagi saat anak kecil berebutan buku bukannya berebut gawai (gadget) atau malah barebut pacar. Hahaha.
Banyak hal menyenangkan saat sesi workshop, salah satunya adalah latihan menari Hillbily dan Marry Marry. Ternyata anak-anak di Taiftob hampir semua pintar menari. Beta sendiri yang pinggang kaku ini agak kesulitan saat awal diajarkan oleh Sisil dan Diva, dua orang anak dari Taiftob. Proses yang kami lewati mulai dari latihan menyanyi, menari, buat kostum dan banyak hal menarik kami lakukan bersama-sama. Seperti proses PDKT, kami harus mengenal pribadi anak-anak ini seperti apa. Ada yang aktif seperi Ama, Fun, dan Satrio serta karakter lainnya yang dimiliki oleh anak-anak, begitu beragam. Atau seperti Imel yang sukanya cemberut jika keinginannya tidak dipenuhi, tapi juga bisa manja saat sesi mewarnai (art therapy), dimana beta harus kasih perhatian lebih ke Imel yang selalu tanya "kak, ini warna apa yang bagus?" tapi saat beta beri saran Imel akan protes dan kembali ke warna awal yang dia pilih. Jadi perdebatan kami untuk memilih warna yang cocok jadi sia-sia karena beta harus mengalah dengan Imel. Barangkali benar, yang dibutuhkan anak-anak hanya perhatian dan kehadiran kita (secara fisik dekat dengan mereka). Itu saja sebenarnya yang mereka inginkan.
Kegiatan ini ditutup dengan presentasi teater oleh anak-anak. Sebelumnya, Fun datang dan bilang ke beta, "Kaka, beta gugup e...". Lalu beta jawab, "beta juga Fun, tapi ketong ada rame yang tampil jadi jang takut karena ketong su latihan ju sama-sama". Setelah itu dengan sedikit menarik napas Fun lalu masuk kembali ke dalam barisan dan bergabung dengan teman-teman lainnya untuk gerak jalan. Eh, sonde untuk pentas teater. Teater berjudul Kap Nam To Fena, ditampilkan dengan sangat bagus. Surprisenya, di akhir pentas ada beberapa anak yang datang ke beta dan peluk beta. Jujur beta mau menangis tapi beta punya rasa lapar lebih mendominasi rasa terharu jadi, maaf, waktu itu beta sonde bisa menangis. Ini kegiatan yang penuh bahagia, bisa bersama dengan anak-anak yang luar biasa, bisa berproses dengan mereka dari awal sampai pada akhir penampilan teater yang sangat bagus. Mereka cepat belajar dan kreatif dalam memberikan ide-ide untuk acara ini.
Dan saya juga beruntung bisa bertemu dengan teman-teman relawan yang luar biasa. Terimakasih untuk momen ini. Tak selamanya momen bahagia itu dengan pacar, dengan anak-anak di Taiftob juga bisa. Proses PDKT dengan anak-anak itu gampang-gampang-susah, tapi disitulah serunya berinteraksi dengan mereka. Ayo jadi relawan di kegiatan ke-2 Lakot.Kujawas. #Promosi sa, pantau terus Instagram @lakoat.kujawas.
***
Ari Dalouis Saekoko, fresh graduate dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Tinggal di SoE.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar