Salam Lakoat.Kujawas
dari desa Taiftob, kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor
Tengah Selatan. Lakoat.Kujawas berasal dari dua nama buah yang mewakili
keanekaragaman tumbuhan di Mollo, buah lakoat (loquat dalam bahasa Jepang atau
biwah dalam bahasa Indonesia) dan kujawas (atau guajava dalam bahasa Latin dan
jambu biji dalam bahasa Indonesia). Lakoat.Kujawas adalah ruang kreatif tempat
berkumpulnya anak-anak, remaja dan orang muda desa Taiftob.
Lakoat.Kujawas: Selayang Pandang
Sejak
13 Juni 2016, Lakoat.Kujawas telah merintis kerjakolaborasi dengan beberapa
orang perempuan penenun dan petani untuk memproduksi lotis (sotis) #paufkolo,
motif khas Mollo dan berbagai produk pertanian seperti Kopi Mollo, sambal lu'at
khas Mollo dan madu dari hutan Mollo. Dengan pendekatan kewirausahaan sosial (social
enterprise) kami mencoba mengemas produk tersebut dengan lebih baik dan
menjualnya lewat Instagram @lakoat.kujawas. Kami juga mulai mengelola homestay
di desa Taiftob dan Fatumnasi (berkolaborasi dengan Lopo Mutis Homestay di desa
Fatumnasi) untuk mewujudkan mimpi bahwa pengelolaan pariwisata lokal baiknya
dimulai dari warga lokal itu sendiri (community
based tourism). Dengan memanfaatkan bekas gudang di salah satu rumah warga,
kami juga telah merintis perpustakaan warga dengan anggota aktif lebih dari 60
orang. Perpustakaan ini telah menjadi ruang berkumpul, diskusi, dan presentasi
berbagai kegiatan literasi dan kesenian.
Sejak November 2016, ruang perpustakaan Lakoat.Kujawas menjadi tempat
anak-anak belajar Bahasa Inggris di program Speaking
English with Children at Lakoat.Kujawas. Ini adalah Giving Back Program
dari dua kawan relawan dan fasilitator kami, Randi Tamelan dan Edwin Boimau.
Tujuan sederhana dari program ini adalah anak kelas 5-6 SD mengenal bahasa
Inggris dengan cara menyenangkan sebagai modal dasar jelang masuk SMP, dan lebih dari itu, mereka dilatih untuk
percaya diri ketika berinteraksi dengan orang lain, berbicara di depan umum,
dsb. Sebagai penutup dari program itu, kami telah menyelenggarakan #ElafDame, festivalseni untuk perdamaian yang terdiri dari beberapa workshop kesenian dan literasi seperti menulis ide cerita untuk
pementasan teater, menyanyi dan menari dimulai sejak 15 Desember 2016 hingga
penutupnya di tanggal 7-8 Januari 2017 yang kami isi dengan festival permainan
tradisional, art therapy: mewarnai,
sesi sharing dari relawan yang baru kembali studi di Australia, nonton film
pendek karya sutaradara muda dari Kupang dan presentasi teater berjudul Kap
Nam To Fena (asal usul nama kota Kapan) yang ditulis kolaborasi oleh
relawan kami, Dicky Senda dan anak-anak desa Taiftob.
Bertolak dari kesuksesan itu, antusiasme anak-anak dan kerinduan
Lakoat.Kujawas untuk terus konsisten melakukan berbagai kegiatan seni dan
literasi yang melibatkan anak-anak dan kaum muda setempat, kami telah bersiap
untuk program berikutnya yang kami namai Mnahat
Fe'u.
Apa Itu Mnahat Fe'u?
Terinspirasi dari tradisi orang Meto atau masyarakat suku Dawan yang
menyelenggarakan pesta syukur panen dengan menari bonet (mnahat fe'u), kami
ingin menyambut masa panen jagung, lakoat, alpukat, kujawas, kacang, labu dll
dengan berbagai agenda kesenian dan literasi yang melibatkan anak-anak, remaja
dan orang muda desa Taiftob.
Tarian bonet sendiri bisa dimaknai sebagai tarian kebersamaan, wujud
dari sebuah kerjakolaborasi atau gotong royong. Bisa dilihat dari cara orang
Dawan Timor menari sambil berangkulan membentuk lingkaran, sambil berbalas
pantun, puisi dan lagu, yang berisi kebahagiaan dan rasa syukur kepada Pencipta
dan alam semesta sebab telah memberikan hasil panen yang baik.
Apa Tujuan Mnahat Fe'u?
- Anak-anak
dan orang muda desa Taiftob punya ruang dan kesempatan untuk berekspresi
dan mengembangkan potensi diri mereka.
- Lewat semangat Mnahat Fe'u, kami ingin mengajak
generasi muda desa Taiftob untuk memaknai kembali tradisi leluhur mereka
yang sangat luar biasa ini. Tentu saja ini sebagai pengingat bahwa
masyarakat Mollo adalah masyarakat pertanian, sebab dalam berbagai aspek,
mereka selalu punya relasi baik dengan alam semesta. Mengenal lebih dekat tradisi
literasi dan kesenian masyarakat pertanian di Mollo adalah salah misi
kami.
- Lewat
agenda kesenian dan literasi ini, kami juga ingin mengajak dan mengedukasi
generasi muda desa Taiftob maupun para relawan/fasilitator yang notabene
adalah orang orang muda perkotaan untuk mengenal keanekaragaman hasil
pertanian di Mollo. Tahu cara pengelolaan/pemanfaatan hasil pertanian
tersebut, dan lebih dari itu, mau terus mengonsumi dan mengingat bahwa
semua kekayaan alam dan budaya juga tradisi ini adalah identitas dan
kekayaan kita. Kenal secara baik, tahu cara pengelolaan/pemanfaatan,
bangga dengan identitias itu, mendukung petani lokal hingga bisa jadi
nilai bagi generasi muda adalah harapan bersama kita.
Apa Saja Agenda Mnahat Fe'u?
Mnahat Fe'u kali ini
adalah pesta seni dan literasi a la generasi muda desa Taiftob selama sebulan lebih.
Akan diisi dengan berbagai sesi seperti:
1.
Workshop teater,
tari, puisi dan nyanyi.
2. Kelas bahasa Inggris dan menulis
kreatif
3. Kelas inspirasi bersama para fasilitator
terkait profesi dan bidang kuliah mereka (percobaan kimia, pengenalan profesi
apoteker dan tanaman obat, dll)
4. Nonton
film fiksi atau dokumenter bertema pertanian
5. Festival
Pangan Lokal: membuat jagung bose, memasak jagung katemak, se’i babi serta berbagai
jenis olahan pangan lokal bersama anak-anak dan orang muda. Membuat selai
lakoat, jus kujawas dan alpukat, dll.
6. Puisi
dan Kopi. Menikmati kopi Mollo, jagung dan ubi rebus serta sambal lu’at khas
Mollo sambil membaca puisi, cerpen dan menyanyi.
7. Presentasi
teater bertema pertanian
Kapan
dan Di Mana Mnahat Fe’u Akan Digelar?
Acara ini akan
digelar di area perpustakaan Lakoat.Kujawas desa Taiftob. Alamat lengkapnya
adalah Jalan Kampung Baru, No. 2 Desa Taiftob, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten
TTS, NTT 85552.
Apakah
Mnahat Fe’u terbuka untuk umum?
Dengan
beberapa alasan terkait kesiapan sumber daya, petimbangan lokasi festival
hingga kesiapan mental anak-anak ketika berhadapan dengan publik yang lebih
luas, maka kami membatasi festival ini hanya melibatkan warga desa Taiftob,
beberapa orang relawan dari SoE dan Kupang, fasilitator dan beberapa pihak yang
secara khusus kami undang.
Apa Saja Kebutuhan Mnahat Fe’u
Program ini
diselenggarakan secara swadaya oleh Lakoat.Kujawas, dibantu teman-teman relawan
fasilitator dan masyarakat desa Taiftob. Untuk itu kami juga membuka kesempatan
donasi barang atau uang dari Anda sekalian yang ingin mendukung kerja
kolaborasi dan kerja kreatif anak-anak dan orang muda dari Mollo ini. Daftar
kebutuhan berikut diperuntukan bagi 60an anggota aktif di Lakoat.Kujawas (plus
20 orang relawan).
- Film
fiksi atau dokumenter terkait pertanian dan lingkungan untuk semua umur,
ada terjemahan jika film berbahasa asing.
- Konsumsi:
a.
6x
snack selama workshop = Rp. 600.000
b.
2x
snack selama 2 hari puncak festival = Rp.
400.000
c.
1x
Makan berat saat puncak festival = Rp.
1.500.000
- Kado
sebagai reward untuk anak-anak
dan orang muda yang sudah ikut Mnahat Fe’u dari awal hingga akhir:
a.
Kamus
Bahasa Inggris untuk 30 siswa kelas 6 SD – siswa kelas 12 SMA = Rp. 1.500.000 (Kamus dengan kisaran harga Rp. 50.000 - Rp. 75.000)
b.
Tas
sekolah untuk 30 siswa SD kelas 1 – kelas 5 = Rp. 1.500.000 (Tas dengan kisaran harga 50.000 - 75.000)
c.
T-shirt
Lakoat.Kujawas untuk 20 orang relawan fasilitator, orang muda desa
Taiftob dan para mama yang membantu memasak = Rp. 1.700.000 (@
Rp. 85.000)
- Sewa
proyektor, sound system, dll untuk nonton film dan presentasi teater = Rp.
750.000
- Lainnya/ak
terduga = Rp. 300.000
Total Kebutuhan:
8.000.000
Seluruh
kebutuhan finansial festival ini dikelola secara profesional oleh tim relawan
Lakoat.Kujawas dan akan ada pelaporan secara resmi kepada para donatur di akhir
program. Donasi bisa melalui rekening:
BRI 0277- 01010910-50-5
atas nama CHRISTIANTO SENDA
(konfirmasi setelah transfer ke 081338037075
(Dicky Senda)
Bagaimana caranya mengontak panitia
untuk mendapat informasi yang lebih lengkap dan terperinci mengenai Mnahat
Fe’u?
Randi
Tamelan: 081235436230 atau erandiano@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar