Rabu, 25 Januari 2017

Beberapa Alasan Ketika Saya Gagal Move On dari #ElafDame

Kegiatan #ElafDame sudah selesai beberapa minggu lalu di Lakoat.Kujawas, desa Taiftob dan jujur saya belum bisa move on. Masih terlintas jelas senyuman anak-anak, keceriaan mereka, gelak tawa dan kepolosan. Rasa ingin tau yang diungkapkan secara spontan dan masih banyak hal lainnya yang terjadi diluar dugaan siapapun. Anak-anak yang sangat luar biasa! Saya sangat bersyukur Tuhan mengzinkan saya bisa menjadi bagian dari #ElafDame, menjadi keluarga baru bersama anak-anak desa Taiftob di Mollo, Timor Tengah Selatan. Mereka hebat dan berani, baru saling kenal namun tidak butuh waktu lama untuk akrab. Itu yang saya rasakan termasuk dengan teman-teman relawan semua. Kadang saya senyum-senyum sendiri sambil mengingat kembali mimik dan tingkah polos mereka. Saya merasa bahwa dari usia mereka yang cukup belia, dengan segala kekurangan dan kelebihan mereka, tapi mereka sudah memberikan banyak hal buat saya. Perhatian, senyuman, kerendahan hati, tegur sapa, itu sangat luar biasa bukan? Ya, saya anggap ini sebuah keberuntungan. 
Saya mau bercerita sedikit tentang awal kedatangan saya di desa Taiftob. Jujur saya bingung mau membantu apa, melakukan apa, bagaimana caranya, dan seterusnya. Sebab saya merasa tidak punya pengalaman yang berkaitan dengan anak-anak. Kegiatan ini sungguh hal yang baru bagi saya. Namun cara penerimaan mereka yang tulus itulah yang membuat saya merasa yakin dan jatuh hati kepada adik–adik desa Taiftob ini. Sederhana saja, keyakinan dalam diri saya tumbuh berkat kebaikan hati mereka. Keyakinan itu bertambah besar dan lebih besar lagi ketika kami melaluinya dengan begitu santai, workshop teater sambil bermain dan bercanda. 
Saya belajar banyak nilai di tempat ini. Tentang ketulusan, kejujuran, kesetiakawanan, kekompakan dan ketegasan yang dipegang oleh semua yang bergiat di sana. Anak-anak kecil dalam kepolosan mau berteman dengan siapa saja, mereka saling menegur jika ada teman yang berbuat salah tanpa niat menyakiti. Dan saya melihat mereka melakukan itu apa adanya, tanpa dibuat-buat. Entah kapan saya terakhir melihat hal ini terjadi di tempat lain, apalagi antara kita yang dewasa. Saya mengucapkan terima kasih buat adik – adik di desa Taiftob, kak Dicky Senda dan teman-teman relawan hebat. Ya, kita semua hebat. Saya tetap memegang mimpi ini: bahwa kabupaten kita TTS yang tercinta ini harus terus maju, dimulai dari langkah-langkah kecil yang dilakukan semua warganya, termasuk kita orang-orang mudanya, ke arah yang lebih baik. 
Tuhan Yesus memberkati kita semua...

***
Norce Neonufa adalah apoteker lulusan Universitas Widya Mandala, Surabaya. Tinggal dan bekerja di SoE. Instagram @norc_neo. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar