We present a concept of social enterprise/social entrepreneurship based in Mollo, Timor and utilize the natural and cultural potential for economic improvement as well as the empowerment of local communities, particularly young people. Our focus includes literacy, art-culture and the creative economy. This project involves the youth community, village library as a center for arts and culture, homestay and creative economy. It is located in Jl. Kampung Baru, No. 2, Village of Taeftob, District of North Mollo, South Central Timor, East Nusa Tenggara, Indonesia 85552. Telp./Whatsapp 081338037075. E-mail: lakoat.kujawas@gmail.com.

Sabtu, 05 Januari 2019

Lakoat.Kujawas Gagas Program Residensi Kesenian Apinat-Aklahat

Artikel ini pernah dimuat di Victory News edisi 21 November 2017

Lakoat.Kujawas, sebuah komunitas orang muda di Desa Taiftob, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur yang mengintegrasikan kewirausahaan sosial dengan perpustakaan warga, ruang kerja kolaborasi, komunitas kesenian, ruang arsip dan homestay ini kembali membuat gebrakan.
Untuk kesekian kalinya, Lakoat Kujawas menyelenggarakan kegiatan kesenian, kewirausahaan dan literasi di tingkat desa secara swadaya dan melibatkan inisiatif warga desa yakni Program Residensi Kesenian Apinat-Aklahat.
Lakoat.Kujawas didukung SMPK St. Yoseph Freinademetz Kapan dan Koalisi Seni Indonesia (KSI), sebuah lembaga yang kerap mendukung kegiatan kesenian berbagai komunitas di Indonesia sukses melaksanakan kegiatan tersebut secara bertahap. Seperti apa Program Residensi Kesenian Apinat-Aklahat ini dan bagaimana menggiatkan semua pihak menyukseskan kegiatan ini, kita simak penjelasan Lakoat.Kujawas ini lewat siaran pers yang diterima VN, Minggu (19/11).

Mengapa memilih model program residensi?
Model residensi ini menarik sebab selama dua pekan atau lebih, seorang seniman diajak untuk tinggal bersama warga, membuat sebuah program kesenian bersama, menciptakan sebuah kesempatan untuk belajar bersama dan saling transfer pengetahuan antara seniman dari luar dan warga lokal. Khusus untuk tahun ini kami fokus pada seni teater, dengan mengundang seniman teater asal Makassar, Shinta Febriany yang sudah tinggal di desa Taiftob sejak tanggal 10 Novomber lalu dan akan berakhir tanggal 23 November 2017.
Selama hampir dua pekan ini, Shinta yang adalah seorang sutradara di kelompok teater bernama Kala di kota Makassar, tidak saja belajar tentang kesenian dan kebudayaan Mollo, namun diajak untuk membuat sebuah lokakarya seni teater bersama anak dan remaja desa Taiftob yang bergiat di Komunitas Lakoat.Kujawas. Lakoat.Kujawas bahkan mengajak serta seorang seniman lokal asal Mollo, bapak Oktovianus Sunbanu yang adalah seorang penutur seni bonet dan natoni untuk berkolaborasi di proyek residensi kesenian Apinat-Aklahat.

Mengapa Membuat Residensi Kesenian Apinat-Aklahat?
Sejak setahun bergiat bersama warga desa Taiftob, kami telah memberikan kesempatan kepada ratusan anak desa Taiftob untuk mengakses bahan bacaan yang beragam, juga kesempatan untuk belajar bahasa Inggris, fotografi, tari dan teater bersama dengan puluhan orang muda dari SoE, Kupang bahkan dari luar NTT yang mau bekerja sukarela sebagai fasilitator. Orang muda dan orang tua di Mollo diajak untuk giat bertani dan menenun sebagai sebuah prospek ekonomi yang baik.
Kami menggunakan internet untuk memperkenalkan potensi lokal: wisata alam, madu hutan, kopi Mollo, tas tenun (alkosu) dan sambal lu’at. Dan pelan-pelan mulai mengajak komunitas dan pemangku desa untuk mengembangkan community based tourism. Secara mandiri berkreasi membuat festival kecil-kecilan di tingkat kampung yakni Festival Elaf Dame (Desember 2016), Festival panen Mnahat Feu (Maret 2017) dan Festival Pau Kolo (Agustus 2017). Warga juga mulai dilibatkan untuk mengarsipkan motif tenun, cerita rakyat, foto sejarah dan berbagai dokumen lainnya. Bahkan dari hasil arsip yang dikumpulkan itu, pernah sekali kami pamerkan untuk publik di tingkat kecamatan Mollo Utara. Dengan model integrasi seperti ini, kami rasa akan bisa punya dampak besar dan semua yang terlibat mendapat manfaat, khsusunya generasi muda Mollo. Mollo akan bisa dilihat sebagai tanah harapan, bukan tanah ketidakpastian.

Teater asal Makassar, Shinta Febriany sedang membimbing peserta Program Residensi Kesenian Apinat-Aklahat tentang teater. Foto: Dicky Senda
Seniman teater asal Makassar, Shinta Febriany sedang membimbing peserta Program Residensi Kesenian Apinat-Aklahat tentang teater. Foto: Dicky Senda

Mimpi kami adalah desa Taiftob bisa hidup dan menjadi contoh bagaimana sebuah desa bisa menjadikan kesenian, kewirausahaan dan literasi sebagai tiga titik yang mempertemukan warga yang aktif, berdaya dan mandiri.
Kesenian, literasi dan kewirausahaan kami percaya bisa menjadi solusi baru untuk memperkuat kembali kekuatan kita yang sebenarnya sudah ada dan tertanam lama, sembari terus kritis dan berinovasi menjawab tantangan masa kini. Kami melihat bahwa ada masalah dengan rasa percaya diri dan identitas generasi muda Mollo. Ada informasi seni budaya yang terputus, ada jarak antara generasi muda dengan generasi tua. Modernitas yang bergerak cepat hingga ke pelosok dan sistem pendidikan yang kurang memberi ruang bagi kearifan lokal untuk dekat dengan generasi muda, adalah dua problem yang tidak bisa dipungkiri keberadaanya.
Menjadi tantangan bagi orang Mollo sekarang, setelah generasi para budayawan, seniman dan penutur yang sekarang sudah sepuh, apakah orang Mollo masih akan sekuat dan sekritis dulu? Siapa yang kelak akan berdiri dengan penuh percaya diri di atas tanahnya? Sementara angka putus sekolah terus naik, migrasi orang muda besar-besaran masih terjadi ke Kalimantan dan Malaysia, dan ketrampilan serta pengetahuan yang rendah memicu human trafficking di Timor Tengah Selatan.

Mengapa program residensi keseniannya dinamakan Apinat-Aklahat?
Apinat-Aklahat adalah salah satu karakter yang diberikan suku Dawan kepada penguasa alam semesta (Uis Neno). Apinat-Aklahat artinya yang bercahaya dan yang membara. Proyek ini diharapkan bisa menjadi seberkas cahaya baru bagi Mollo, bisa menjadi pembawa semangat dan motivasi bagi generasi muda desa Taiftob. Seni teater, kami rasa bisa menjadi salah satu kunci penting bagaimana rasa percaya diri dan identitas lokal itu diperkokoh, bagaimana jarak dan informasi yang terputus itu bisa dilekatkan kembali. Proyek seni ini dibuat atas inisiatif warga dan mengandalkan sumber daya yang ada, dengan semangat kerja kolaborasi dan solidaritas warga.

Anak-anak Desa Taiftob peserta lokakarya teater bersama Kak Shinta Febriany, sutradara teater Kala Makassar. Foto: Dicky Senda
Anak-anak Desa Taiftob peserta lokakarya teater bersama Kak Shinta Febriany, sutradara teater Kala Makassar. Foto: Dicky Senda


Kapan program residensi kesenian ini dilakukan?
Program residensi kesenian Apinat-Aklahat dilakukan di desa Taiftob mulai tanggal 10 November 2017 dan akan berakhir tanggal 23 November 2017.

Mengapa memilih bulan November?
Pertama, bulan November dipilih sebab ini masa awal musim tanam di Mollo, momen yang baik juga untuk mengenal lebih dekat tradisi pertanian warga. Kedua, bulan Desember tahun ini bagi sebagian besar warga desa Taiftob diperingati sebagai 50 tahun masuknya gereja Katolik di Mollo. Lakoat.Kujawas sebagai ruang arsip warga, ikut membantu mengarsipkan foto dan berbagai dokumen sejarah terkait serta menyiapkan buku kenangan 50 tahun gereja Katolik di Mollo. Hasil lokakarya teater anak-anak desa Taiftob juga akan dipresentasikan dalam agenda menjelang pesta emas gereja santa Maria Immaculata di Kapan.
Selain Agenda Lokakarya teater, agenda apa saja yang ada di program residensi kali ini?
Untuk pertama kalinya komunitas Lakoat.Kujawas mengajak serta seniman lokal, bapak Okto Sunbanu, seorang penutur kesenian tradisional natoni dan bonet. Beliau selama sepekan memberikan lokakarya bonet dan natoni kepada anak-anak desa Taiftob yang bergiat di Lakoat.Kujawas.

Lokakarya bonet dan natoni, dua seni tradisi bertutur orang Mollo bersama anak-anak Desa Taiftob yang bergiat di Komunitas @lakoat.kujawas dan seniman Mollo, Bapak Okto Sunbanu.
Lokakarya bonet dan natoni, dua seni tradisi bertutur orang Mollo bersama anak-anak Desa Taiftob yang bergiat di Komunitas @lakoat.kujawas dan seniman Mollo, Bapak Okto Sunbanu.

Agenda lainya adalah mengajak seniman bertemu dengan kelompok penenun yang selama ini berkolaborasi dengan Lakoat.Kujawas, berkunjung ke kampung adat di Fatumnasi dan mengadakat diskusi bersama orang-orang muda Kapan dan SoE dengan tema Pulang Kampung. Hadir dalam diskusi ini tiga orang narasumber, Sarlota Sipa seorang sejarawan perempuan asal Mollo yang akan berbagi hasil risetnya terkait tarian dan seni bertutur, Bonet. Shinta Febriany akan berbagi cerita tentang seni pertunjukan di kota Makassar dan pater Ferry Seran SVD, seorang anak desa Taiftob yang kini bertugas sebagai misionaris di Ekuador, akan berbagi pengalamannya di tanah misi Amerika Latin. Acara diskusi Pulang Kampung akan berlangsung di perpustakaan Lakoat.Kujawas, Minggu, 19 November 2017 jam 16.00 WITA.
Apa saja hasil yang diharapkan dari program residensi kesenian Apinat-Aklahat ini? Dan apa tanggapan pihak-pihak yang mendukung program residensi ini?
Ketua program kesenian di Komunitas Lakoat.Kujawas Randi Tamelan berharap proyek Apinat-Aklahat akan menghasilkan kesempatan diskusi, belajar, melakukan pemetaan, penelitian, lokakarya kesenian, merekam atau mendokumentasikan serta mengarsipkan berbagai tradisi bertutur, dongeng, dan kesenian lokal bersama warga, teman-teman seniman dan relawan. Ini akan menjadi awal yang baik untuk mewujudkan mimpi Lakoat.Kujawas dan desa Taiftob sebagai pusat kesenian warga, terintegrasi dengan kewirausahaan sosial. Seni yang menumbuhkan sekaligus memberdayakan warga.

Para remaja desa Taiftob yang bersekolah di SD Yaswari III dan SMPK St. Yoseph Freinademetz ini sedang membaca dua puisi Rendra yang diadaptasi menjadi sebuah pentas teater yang disutradarai Shinta Febriany Sjahrir. Dari puisi kemudian tercipta gerak, ekspresi, imajinasi baru dan bunyi. Dan mereka terlibat aktif dalam menciptakan semua itu. Menarik sekali mengikuti lokakarya bersama 4 hari terakhir.
Para remaja desa Taiftob yang bersekolah di SD Yaswari III dan SMPK St. Yoseph Freinademetz ini sedang membaca dua puisi Rendra yang diadaptasi menjadi sebuah pentas teater yang disutradarai Shinta Febriany Sjahrir. Dari puisi kemudian tercipta gerak, ekspresi, imajinasi baru dan bunyi. Dan mereka terlibat aktif dalam menciptakan semua itu. Menarik sekali mengikuti lokakarya bersama 4 hari terakhir.

Keuntungan lain dari program ini, menurut Randi Tamelan adalah masyarakat semakin terpapar dengan kegiatan seni yang menonjolkan kearifan budaya setempat. Melalui pendampingan yang berkesinambungan, diharapkan dapat membentuk desa Taiftob sebagai desa seni yang dapat menarik perhatian publik untuk berkunjung.
Secara khusus di akhir program residensi kesenian ini, anak-anak desa Taiftob akan mempresentasikannya di hadapan teman-teman, orang tua dan warga desa Taiftob secara umum di aula paroki Santa Maria Immaculata Kapan tanggal 22 November 2017 sore.
Sementara seniman yang mengikuti program residensi kali ini, Shinta Febriany, mengungkapkan rasa gembiranya bisa datang ke Mollo.
“Menyenangkan sekali saya bisa mendapatkan satu pengalaman baru, ketemu suasana baru dan saya belajar banyak dari pengalaman ini. Menurut seniman yang baru saja menyelesaikan sekolah pascasarjananya di Prodi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa diUniversitas Gadjah Mada, residensi itu sebaiknya berjalan dua arah, seniman yang datang residensi bisa memberikan pengetahuan baru bagi warga, dan warga juga bisa memberikan pengetahuan baru bagi seniman. Residensi menjadi menarik dan penting karena ada proses belajar bersama.
Lebih lanjut, Shinta berharap komunitas Lakoat.Kujawas semakin bertumbuh dan tetap mengambil peran seperti yang sudah dilakukan selama ini.
“Saya pikir tidak banyak pilihan bagi orang-orang untuk membangun komunitas di tempat yang jauh, dengan akses yang serba sulit. Ini sama sekali bukan pilihan yang mudah. Tapi teman-teman muda di Lakoat.Kujawas mau mengambil peran itu. Semoga tetap eksis dan terus mengambil peran dalam pemberdayaan masyarakat Mollo,” ungkap perempuan yang pernah menerima penghargaan Celebes Award di bidang teater dari pemerintah Sulawesi Selatan tahun 2007.

Ketua Komunitas Lakoat.Kujawas Dicky Senda (kiri) bersama salah satu pengunjung komunitas Devi. Foto: Dickly Senda
Ketua Komunitas Lakoat.Kujawas Dicky Senda (kiri) bersama salah satu pengunjung komunitas Devi. Foto: Dickly Senda

Elen Talan, salah satu peserta yang mengikuti lokakarya teater di program residensi ini mengungkapkan kegembiraan dan sukacitanya mengikuti kegiatan ini.
“Saya sudah mendengar tentang program ini sejak lama dan saya terus menunggu dengan tidak sabar. Saya bahkan tidak bisa tidur di malam sebelum lokakarya berlangsung karena terlalu bersemangat. Ini akan jadi kesempatan besar bagi kami anak Desa Taiftob untuk mengembangkan minat dan bakat di bidang kesenian.
Sementara Dicky Senda, selaku Ketua Komunitas Lakoat.Kujawas mengungkapkan pentingnya program residensi ini bagi Desa Taiftob.
“Apinat-Aklahat berhasil memperkuat jaringan komunitas kami dengan pemerintah desa, tokoh agama, warga dan sekolah-sekolah yang ada di desa Taiftob,” ungkap Dicky.
Menurut Dicky menceritakan, hal-hal positif pun terjadi melalui proyek ini. Misalnya adanya keterbukaan pemerintah desa untuk mengajak Lakoat.Kujawas terlibat dalam perumusan anggaran desa, warga secara swadaya mengirim ubi, pisang dan sayuran untuk konsumsi para relawan dan fasilitator. Atau kisah lain kerjasama Lakoat.Kujawas dengan SMPK St. Yoseph Freinademetz yang mengagas program kelas menulis kreatif To The Lighthouse.
Romo Jimmy Kewohon, Pr, selaku kepala sekolah juga yang secara penuh mendukung program lokakarya teater anak dan remaja desa Taiftob, lanjut Dicky. (bev/ol)

1 komentar:

  1. Permisi admin

    numpang promo yah bos
    Berjudi di dewalotto menang terus dengan jackpot jutaan rupiah setiap hari
    bagi yang bingung main judi kalah terus yuk di coba d sini :

    www.dewalotto.club

    sillahkan di coba Keberuntungan nya bos dalam bermain di dewalotto.club
    Dengan min DP 20rb & WD 20rb bos bisa memenangkan permainan Chip Rupiah Asli loh !

    Untuk Info selengkapnya Hubungi kami di :

    WHATSAPP : ( +855 69312579 ) 24 JAM ONLINE

    BalasHapus