We present a concept of social enterprise/social entrepreneurship based in Mollo, Timor and utilize the natural and cultural potential for economic improvement as well as the empowerment of local communities, particularly young people. Our focus includes literacy, art-culture and the creative economy. This project involves the youth community, village library as a center for arts and culture, homestay and creative economy. It is located in Jl. Kampung Baru, No. 2, Village of Taeftob, District of North Mollo, South Central Timor, East Nusa Tenggara, Indonesia 85552. Telp./Whatsapp 081338037075. E-mail: lakoat.kujawas@gmail.com.

Minggu, 07 Agustus 2016

Ketika Kaum Muda Kerja Pengarsipan Bersama Petani

Dicky Senda dari Lakoat.Kujawas bersama para mahasiswa magang dari Univ, Nusa Cendana

Kami memulai menggarap project Lakoat.Kujawas ini dengan sukacita sejak bulan Juni 2016. Dengan niat bahwa di kampung kami harusnya sudah ada ruang yang produktif melakukan berbagai kerja kreatif antar sesama warga sendiri maupun antara warga dengan orang dari luar kampung. Bicara Mollo yang kaya akan potensi pertanian, salah satu yang menurut kami menarik untuk dikerjakan, melibatkan tentu saja para petani lokal dan orang-orang muda yang tertarik. Beberapa dari kami sudah mengalami proses bekerja di komunitas kreatif di Kupang dan SoE lebih dari 5 tahun terakhir ini. Kami merasa bahwa dalam komunitas, banyak hal positif bisa dilakukan bersama. Kerja kolaborasi kalau istilah kekiniannya.

Dengan melihat begitu banyak potensi sumber daya alam dan manusia di Mollo yang terabaikan, bahkan tak tersentuh sama sekali, kami semua yang terlibat dalam proyek kecil ini merasa perlu merintis sebuah komunitas untuk melakukan kerja kolaborasi yang produktif dan kreatif. Jejaring di media sosial telah banyak membantu, misalnya, ketika kami akhirnya dipertemukan Perkumpulan Pikul yang punya perhatian ke pengembangan model kewirausahaan sosial (social enterprise) dengan British Council dan banyak sekali pelaku SE di berbagai daerah di NTT. Mereka yang juga melakukan hal yang sama atau mirip dengan kami: semangat untuk membangun komunitas-komunitas kecil di kampung dengan memadukan antara bisnis (profit) dan penmbangunan manusia/komunitas (people) tanpa terlepas dari tanggungjawab untuk melestarikan lingkungan hidup (planet). Ini nilai yang kami rasa sangat penting dan cocok sebagai pedoman di Lakoat.Kujawas.

Dari Perkumpulan Pikul akhirnya kami dipercaya untuk melakukan kerja kolaborasi, yang kami sebut #kerjabersamawarga. Sebuah upaya untuk mengajak anak-anak muda dari perkotaan entah mahasiswa, dosen, peneliti, seniman, penulis, dll untuk datang secara sukarela, tinggal dan melakukan kerja produktif bersama warga. Harapannya bahwa akan ada proses interaksi, diskusi, transfer ilmu, kerja bersama dan saling belajar antar warga/komunitas dengan para relawan tentu saja dengan mengutamakan nilai dasar people, profit dan planet tadi.

#KerjaBersamaWarga kali ini bersama 4 orang mahasiswa, Sara Atupah, Luis Sir, Yenni Dodo dan Yulius Kelen dari Prodi Komunikasi Antar Budaya Universitas Nusa Cendana yang kebetulan sedang magang selama sebulan di Perkumpulan Pikul. Pikul sendiri sedang berkutat dengan isu ketahanan pangan dan pemetaan potensi pangan lokal bersama dengan warga adalah hal yang sedang dikerjakan oleh mereka. Dengan kesamaan nilai dasar tadi, kami bersedia dan merasa senang keempat mahasiswa tersebut datang untuk melakukan survey potensi pangan lokal di beberapa desa di Mollo, Timor Tengah Selatan sekaligus membantu kami yang sementara juga sedang melakukan pemetaan potensi ekowisata dan resep kuliner lokal yang sedang kami lakukan sebagai sebuah dokumentasi awal kami dalam gerakan kecil ini. 

Kami menyadari betul bahwa para mahasiswa ini memang masih dalam proses belajar, tapi lebih dari itu, menarik juga untuk belajar memahami anak muda masa kini, dari daerah perkotaan. Bagaimana cara pandang mereka terhadap isu ketahanan pangan, informasi tentang keberagaman bahan pangan di kampung, cara mengolah, bagaimana kondisi para petani di Timor, bagaimana anak muda seperti mereka melihat desa dengan segala potensinya bisa dikembangkan tanpa keluar dari nilai yang sudah kita bahas di atas. Ketika bertemu mbak Ari Sutanti dari British Council, ada satu pernyataan beliau yang menurut kami penting. Pertama soal bagaimana warga lokal diberdayakan untuk mengelola sendiri potensi kampungnya jika kita bicara ekowisata. Kedua, penting untuk memahami perilaku anak muda perkotaan yang memang lagi tren untuk berwisata tapi kok masih berjarak ya dengan warga lokal. Menurut Ari, kita yang harusnya dengan kreatif bisa menarik simpati kelompok anak muda ini untuk masuk, kenal dan peduli dengan lingkungannya. Jika sudah hadir, memahami dan ikut berpartisipasi, tentu hal itu yang sangat kita harapkan. Dengan keempat mahasiswa magang ini pun demikian. Misalnya, kami ingin kemampuan fotografi dan videografi mereka bisa ikut terkontribusi dalam upaya pengarsipan potensi desa yang sementara dilakukan Lakoat.Kujawas. Dalam proses penggarapan itulah mereka bisa kenal dan memahami isu-isu sosial yang ada di sekitar mereka. Dan alangkah lebih baik lagi ketika kemudian mereka bisa menjadi agen informasi baru tadi kepada teman-teman muda lainnya di kota. 

Selama 4 hari, kami mengajak mereka untuk melihat keragaman bahan pangan lokal di pasar tradisional Kapan. Belanja dan memasak bersama di dapur Lakoat.Kujawas (beberapa resep menu pangan lokal akan kami bagi di blog ini). Treking dan panen daun mint (onat lao) ke Kampung Baru di desa Taeftob, panen jeruk dan trekking di kebun sirih warga kampung Lelokasen di desa Eonbesi. Hari berikutnya, berjalan sejauh 14 km menyusuri kali Sebau menuju kampung Manesat Anin untuk belajar bikin jagung bose dan melihat langsung bagaimana warga Mollo berkebun. Apa saja isi lumbung dan kebun mereka. Banyak hal tak terduga ditemui di sini, termasuk resep baru pembuatan sambal lu'at menggunakan daun gala-gala (kembang turi). Sambal yang luar biasa ketika dinikmati dengan singkong kuning rebus, ubi kapuk bakar dan jagung bose. Di lokasi yang sama, para mahasiswa ini memberikan sumbangan buku tulis, alat tulis dan beberapa buku pelajaran untuk anak-anak kampung Manesat Anin. Sebuah kerja kolaborasi (transfer pengetahuan) yang luar biasa dan memang perlu ada ruang interaksi seperti ini. 

Dua hal yang bisa kami petik dari pengalaman survey ini adalah, pertama, ada kesan dan pengakuan langsung dari mereka, orang-orang muda perkotaan ini tentang keanekaragaman pangan lokal yang mengeyangkan selain nasi. Kesadaran untuk meninjau kembali paradigma bahwa dikatakan 'makan' kalau sudah mengonsumsi nasi atau ubi itu cuma 'snack' (untuk makan main-main saja). Bahwa tak konsumsi nasi sama dengan kelaparan. Sementara di kebun masih ada ubi, jagung, sorgum, singkong, kacang, pisang, dsb. (Catatan: ketika kami survey sebenarnya sebagian warga sedang pergi ke kantor desa untuk mengambil jatah raskin. Beras untuk orang miskin. Kami jadi bertanya-tanya kembali tentang definisi 'miskin'. Di Indonesia, beras masih jadi ukuran, kawan).

Kedua, sebagai orang muda, ini adalah pengalaman pertama terlibat dalam sebuah kerja kolaborasi secara sukarela dengan warga. Berharap ini bisa memberikan cara pandang baru, bagaimana setiap orang punya tanggungjawab untuk melibatkan diri dalam usaha/kerja bersama, untuk kepentingan banyak orang.

Pada akhirnya, kami mau bilang bahwa ini sebuah langkah baru, kecil dan sedang dalam proses. Semua yang membaca tulisan ini bisa berkontribusi, secara langsung maupun lewat dunia maya. Secara moril maupun materil. Ide, tenaga, donasi buku dan uang untuk proyek kerja kolaborasi di bidang literasi, kesenian, kebudayaan, pertanian, ekonomi kreatif, dll masih terbuka lebar. Kontak kami di lakoat.kujawas@gmail.com, atau telpon ke 081338037075. Kami sedang berpikir untuk membuat program residensi bagi seniman, penulis, atau peneliti untuk tinggal dalam waktu lebih lama dan membuat kerja kolaborasi lebih intens. Ada yang berminat?

Beberapa produk SE kami kerjasama dengan penenun dan petani lokal bisa dibeli di Instagram @lakoat.kujawas. Like dan simak juga progres kami di page www.facebook.com/lakoat.kujawas. Kamu orang berikut yang terlibat di #kerjabersamawarga? Salam hangat dari desa Taeftob, Mollo Utara.


Dicky Senda
Director 
 
Belajar bikin jagung bose bersama mama Via

Sambal lu'at terong baakr dengan ubi kapuk bakar

Yenni dan Sara ikut memasak bersama mama Adel dan mama Tia

ubi kapuk tumbuh rimbun menjalar di pohon turi

bapa Tobias Kamlasi di lumbung jagung dan kacang miliknya

bahan untuk membuat sambal lu'at bunga turi

Bersih, hujau dan alami, penampakan desa Manesat Anin

1 komentar:

  1. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.

    Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.

    Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

    Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan

    Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com

    Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan.

    Sepatah kata cukup untuk orang bijak.

    BalasHapus