Jumat, 18 Maret 2022

Profil Warga Aktif: Erlis Talan


Pertama kali beta bergabung di Komunitas Lakoat.Kujawas pada tanggal 15 Agustus 2019. Saat itu beta diajak oleh salah satu anggota komunitas Lakoat.Kujawas untuk ikut nonton pameran foto "Anak di Antara Hutan, Mata Air dan Batu" karya anak-anak Lakoat.kujawas berkolaborasi dengan Skol Mus dan SMPK St.Yoseph Freinademetz Kapan yang bertepatan dengan acara peluncuran Buku Puisi mereka yang berjudul "Tubuhku Batu, Rumahku Bulan".
Besoknya beta diajak lagi untuk ikut program Mnahat Fe'u Heritage trail yang merupakan salah satu program ekowisata atau wisata minat khusus yang mempertemukan budaya, pangan dan ekologi, yang digerakan oleh warga Desa Taiftob yang bergiat di Komunitas Lakoat.Kujawas dengan model kewirausahaan sosial. Sorenya beta bergabung dengan Lakoat.kujawas ikut Pawai 17-an tingkat Kecamatan. Dari situ akhirnya beta mulai aktif berkegiatan di Komunitas Lakoat.Kujawas sampai saat ini.
Beta memilih bergabung di Komunitas Lakoat.Kujawas karena beta merasa hidup beta kosong. Beta sudah pernah bekerja dan bepergian ke beberapa tempat, yang menurut orang lain beta sudah punya banyak pengalaman di luar, meskipun begitu rasanya hidup beta tetap kosong, mungkinkah karena beta memang kehilangan identitas sebagai orang Timor?
Dari program Skol Tamolok, sekolah budaya sebagai model pendidikan kritis dan kontekstual warga, beta banyak belajar tentang adat dan budaya Timor, beta juga lebih mengenal identitas beta sebagai orang Timor yang dari zaman dahulu sudah memiliki relasi yang baik dan kuat dengan alam.
Program di food Lab Ume Fatumfaun dan Mnahat Fe'u heritage trail atau gastronomi tour membuat beta lebih tau tentang pangan lokal yang ada di daerah beta, lengkap dengan nilai dan narasinya. Beta banyak tau makanan-makanan orang Timor dengan narasi yang berbeda beta juga punya kesempatan makan makanan khas orang Timor yang beta yakin sonde akan beta makan di tempat lain pada zaman modern ini. Banyak eksperimen menggunakan bahan pangan lokal yang sudah katong lakukan bersama yang tentunya membuat beta semakin punya pengetahuan tentang pangan lokal.
Beta juga bergabung dalam program Kelas Menulis To the Lighthouse yang biasanya dilakukan seminggu sekali diakhir pekan. Jujur beta sonde ada pengalaman sebelumnya tentang menulis, baik itu menulis artikel, esay, puisi, cerpen, ataupun dongeng. Di kelas menulis beta mulai belajar menulis, meskipun awalnya beta sangat kesulitan merangkai kata, tapi Puji Tuhan saat ini sudah mulai bisa. Yang paling berkesan untuk beta di kelas menulis adalah saat beta diberi kesempatan menulis kembali kenangan indah masa kecil beta dengan keluarga.
Di Lakoat.Kujawas beta bertemu banyak orang yang selalu menyebarkan hal baik, beta lebih dewasa, tenang dan sabar menghadapi masalah, lebih kritis dalam berpikir dan berbicara (terlebih kritis melihat ketimpangan dan ketidakadilan di sekitar), tahu cara menghargai orang lain, lebih mencintai diri sendiri, juga mencintai dan menjaga adat dan budaya sendiri. Singkatnya di Lakoat.Kujawas beta mengalami banyak perubahan yang membuat beta semakin baik dari sebelumnya.
Dua kata untuk menggambarkan Lakoat.Kujawas "Rumah dan Keluarga".


Erlis Marlina Talan, bergiat di Lakoat.Kujawas sebagai bendahara program Kampung KatongKatong kolaborasi Lakoat.Kujawas dengan Simpasio Institute dan Kolektif Videoge, didukung RMI dan Voice Global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar