Saya @anynaben. Saya salah satu orang muda yang bergiat di Komunitas Lakoat.Kujawass di waktu luang. Sehari-hari saya bekerja sebagai perawat di Puskesmas Kapan. Saya bergabung di Lakoat.Kujawas mulai tahun 2019. Waktu itu saya ikut dalam program Mnahat Fe'u Heritage Trail, sebuah program ekowisata yang menghubungkan pangan lokal, seni budaya dan ekologi. Sejak saat itu saya selalu ikut dalam setiap kegiatan komunitas. Tahun 2020-2021 saya terlibat dalam program Being and Becoming Indigenous @bnbindigenous kolaborasi Lakoat.Kujawas dengan @rmi.id dan @kompak_pasireurih juga @asianfarmers.afa @pakisamaofficial. Saya belajar membuat program, menjadi pengelola program, berkolaborasi dengan orang muda di desa mengerjakan isu-isu orang muda, modernitas dan masyarakat adat.
Dulu saya biasanya tidak berani untuk berbicara apalagi berbicara depan banyak orang. Selalu saja ada rasa gugup dan takut salah bicara. Ketika ada tamu yang datang residensi di Lakoat, saya selalu ambil bagian, tetapi untuk memberi kata sambutan atau sekadar mengobrol dengan tamu residen, saya tidak berani.
Bulan lalu saya dipercaya mewakili komunitas untuk menjadi pembicara Festival Sastra Santarang komunitas Dusun Flobamora di sesi yang berbicara tentang gerakan komunitas. Itu kali perdana saya berbicara di event yang serius dan besar. Meski saya tidak tampil maksimal di situ namun saya merasa bangga bisa mengambil kesempatan itu.
Berangkat dari pengalaman itu kami berinisiatif dan meminta kak @dicky.senda untuk mengadakan workshop bagaimana cara presentasi yang baik, bagaimana teknik dan seni berbicara di depan umum, bagaimana menyusun materi presentasi yang menarik. Menurut saya ini kesempatan yang baik untuk terus belajar. Dengan berkomunitas saya bisa mengembangkan diri saya, mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang saya punya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar