Kamis, 13 Juni 2019
Paukolo X Revitalisasi Kampung: ‘Anak di Antara Mata Air, Hutan dan Batu’
Andakah seniman musik, tari, teater, foto dan film yang mungkin tertarik untuk terlibat dalam project swadaya komunitas warga dalam merevitalisasi kampung di Mollo? Paukolo adalah sejenis motif kain tenun khas Mollo. Ia adalah burung elang yang terbang tinggi, sumber inspirasi dan semangat kerja bersama. Ia menerbangkan mimpi orang-orang yang ingin hidup lebih baik di kampung.
***
Sonde terasa sudah 3 tahun komunitas Lakoat.Kujawas bertumbuh bersama banyak sekali teman, sahabat dan keluarga, yang dekat di desa Taiftob maupun yang jauh. Tiga tahun diisi dengan banyak hal menyenangkan. Kedatangan seniman dari Makassar dan Jogja di program residensi kesenian Apinat-Aklahat. Menerbitkan tiga buku, satunya sejarah Gereja Katolik di Mollo, satunya buku cerpen dan yang terakhir buku kumpulan puisi yang terinspirasi dari keseharian anak-anak Mollo. Terakhir kami bikin workshop ilustrasi buku bersama teman-teman dari Timor Art Creative, musikalisasi puisi bersama Forum SoE Peduli dan workshop menari dan tutur bonet khusus musim panen bersama bapa Okto Sunbanu, budayawan desa kami.
Di momen ulang tahun ketiga dalam semangat merevitalisasi desa Taiftob sebagai tempat yang hidup dan kreatif, kami baru menerbitkan buku puisi Tubuhku Batu, Rumahku Bulan yang ditulis oleh 25 remaja desa. Menyambung dengan program-program sebelumnya (jika ingin melihat semangat keberlanjutan dari warga yang bergiat di komunitas), baik itu kelas teater hingga produksi pementasan teater, workshop fotografi, tari, menulis cerita dan puisi yang semuanya terinspirasi dari lingkungan sekitar, kami berniat untuk kembali mengadakan beberapa workshop multimedia-multidisiplin seni. Dan berencana, hasil akhirnya akan dipamerkan atau dipentaskan di bulan Agustus 2019, bertepatan dengan momen festival budaya dan 17 Agustusan di kota kecamatan di Kapan.
Delapan bulan terakhir sebanyak 25 remaja Mollo melakukan workshop penulisan puisi bertema batu, hutan dan mata air. Sebelumnya mereka melewati workshop setahun menuliskan cerita-cerita pendek yang terinspirasi dari kehidupan harian mereka dan dongeng-dongeng yang datang dari masa kecil. Buku Dongeng dari Kap Na’m To Fena dan buku puisi Tubuhku Batu Rumahku Bulan sudah terbit. Menurut kami, itu dua karya yang sangat spesial yang ditulis anak-anak melibatkan orang tua mereka. Dua buku yang memotret cara pandang mereka terhadap kampung halaman. Sejak dulu orang Mollo mendapat tugas merawat hutan, gunung dan mataair.
Dua karya yang kemudian menginspirasi dan melahirkan ide agar kedua buku tersebut boleh dieksplorasi lebih lanjut, jauh dan dalam, melibatkan anak-anak desa Taiftob ke dalam medium-medium baru: musikalisasi puisi dan cerpen, adaptasi puisi atau dongeng ke dalam tarian dan teater, membuat photo story atau film pendek menggunakan gadget dari proses penelusuran dan pendalaman narasi dan mitos/dongeng terkait kampung, mata air dan hutan, dan berbagai media kreasi baru lainnya.
Kami senang jika salah Anda adalah seniman terkait yang peduli pada gerakan komunitas warga di desa/kampung dan berkenan terlibat dalam program ini. Terbuka ruang diskusi dan penjajakan untuk membahas peluang atau kemungkinan kerja kolaborasi seperti apa yang terbaik. Tema besar dari PAUKOLO x Revitalisasi Kampung adalah “Anak di Antara Mata Air, Hutan dan Batu”. Bagaimana narasi atau mitos tentang kampung, seni budaya dan ekologi bertumbuh dalam ruang imajinasi anak-anak Mollo. Hasil akhirnya kami ingin memamerkan, memutar dan memetaskannya di kota kecamatan saat momen 17 Agustus. Dan melengkapinya di ruang arsip komunitas yang kelak bisa dipakai sebagai sumber pengetahuan warga dan kajian-kajian selanjutnya.
Workshop berlangsung di bulan Juni dan Juli (menyesuaikan waktu teman-teman relawan seniman), bisa setiap weekend atau hari biasa mengingat sedang musim liburan sekolah. Durasi workshop 2 - 4 kali pertemuan. Model workshop adalah partisipatif dan kerjakolaborasi antara seniman tamu dan anak/remaja Mollo yang bergiat di Lakoat.Kujawas.
PS: Tahun 2017 Komunitas Lakoat.Kujawas pernah menyelenggarakan pameran foto dan arsip Mollo Panggil Pulang di kecamatan setelah workshop fotografi bersama Sekolah Musa selama sebulan.
PSS: Puisi-puisi bertema pohon/ hutan, batu, mata air bisa diakses di blog https://smpksanjosekapan.blogspot.com/2019/06/puisi-puisi-peserta-workshop-anak-di.html?m=1
PSSS: Program ini menjadi bagian dari program residensi kesenian Apinat-Aklahat 2019 (simak info lengkap di bit.ly/kelakoat). Komunitas menyediakan tempat menginap dan konsumsi bagi seniman selama tinggal di desa Taiftob. Minimal 3 hari maksimal 1 pekan residensi. Komunitas tidak mengganti biaya transportasi dari dan ke Mollo, juga biaya perdiem.
PSSSS:Sebagai komunitas yang bergiat dengan anak dan remaja, kami berkomitmen untuk menghargai dan menghormati hak-hak anak dan beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketiga bergiat di Lakoat.Kujawas. Simak infonya di sini
numpang promote ya min ^^
BalasHapusBosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*E*W*A*P*K
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)
inspiratif.. lanjutkan menjaga kelestarian alam agar anak cucu kita bisa ikut merasakan keindahannya
BalasHapuspohon kelapa wulung
bibit kelapa wulung
bibit kelapa pandanwangi
bibit kelapa hijau wulung
bibit palem merah
bibit pisang cavendish
jual bibit strawberry