Jumat, 13 April 2018

Seniman Mukim Lifepatch - Lakoat.Kujawas

 Pengantar: 
Beberapa waktu Komunitas Lakoat.Kujawas menerima tamu dari UK dan Jogja. Jameela Khan saintis dan seniman asal Burnley Inggirs dan  Ferial Afiff seniman asal Jogja. Komunitas Lakoat.Kujawas diajak serta dalam project kolaborasi Lifepatch dan BOMlab, dua lembaga di Indonesia dan UK yang sama-sama fokus pada kesenian, teknologi dan sains. Lakoat.Kujawas dan desa Taiftob dipilih oleh Lifepatch sebagai salah satu lokasi riset dan lokakarya oleh Jameela terkait isu kesehatan reprodusksi remaja. Ini merupakan kali kedua kolaborasi warga Taiftob dengan aktivis atau seniman di isu kespro remaja. Beberapa bulan lalu, lokakarya yang sama dilakukan oleh teman-teman Sebaya dari Forum SoE Peduli.
Jameela adalah doktor di bidang Biokimia dan magister of arts di bidang desain dan pengembangan game. Selama di Taiftob kami ajak Jameela dan Ferial melakukan berbagai kegiatan kreatif bersama warga, selain melakukan lokakarya. Mulai dari memasak pangan lokal Mollo, belajar dansa Timor, bertemu dan berdiskusi dengan kelompok perempuan penenun, nonton film dan belajar memakai pakaian adat Mollo. Terima kasih kepada Lifepatch untuk kesempatan berahmat ini. Sampai ketemu di program berikutnya.
Artikel berikut diambil dari website Lifepacth.  Selamat membaca.



Sarinah Apa Kabarmu?
Jameela Khan
Sejak akhir 2017, sepulang dari 2 bulan bermukim di BOM (Birmingham Open Media), Lifepatch menginisiasi prorgam Sarinah, Apa Kabarmu? Program ini berupa penelusuran ideologi gender dari sudut pandang lokal (Indonesia dan yang kemudian di padu-padan-diskusikan dengan UK). Keluaran program ini berupa seri klab baca, kuliah, penelitian, lokakarya, presentasi, produksi buku, seniman mukim.
Lifepatch dan BOM sudah bekerja bersama sejak Digital Culture Program yang diinisiasi oleh British Council 2016. Sebagai bagian dari program seniman mukim, Lifepatch memilih Jameela Khan untuk menetap selama sebulan di Lifepatch dan terlibat dalam program Sarinah, Apa Kabarmu?. Proses pemilihan Jameela melalui aplikasi terbuka yang dikelola oleh BOM. Kegiatan seniman mukim ini didukung oleh British Council sebagai bagian dari UK/ID festival season 2016-18.

Tentang Jameela Khan
Jameela Khan berasal dari Burnley, Inggris. Memiliki latar belakang sains, gelar BSc dalam bidang Biokimia dengan pengalaman riset setahun, gelar PhD dengan fokus penelitian tentang tahap akhir siklus hidup HPV, serta Post-doktoral tentang fase awal dari siklus hidup HPV. Sejak 2013 Jameela telah mengembangkan kerjanya di bidang seni, mendapat gelar MA dalam bidang desain dan pengembangan game, membuat filem analog, ikut membantu pembuatan filem analog beberapa seniman. Jameela pernah membuat potongan filem yang mengeksplorasi perempuan di sekitar tempat tinggalnya. Ia memenangkan berbagai penghargaan termasuk dua Kodak NAHEMI Awards untuk sebuah permainan twine (cerita interaktif dan non-linear) dengan judul Red Flag. Ia juga bekerjasama dengan Cellar Door Productions dalam karya 3 Minutes to Midnight yang menggunakan VR. Pada Agustus 2017, Jameela juga turut mengorganisasi dan menjadi seniman mukim di Allerdale film farm.

Lokakarya Twine
Selama masa mukimnya, Jameela melakukan lokakarya twine. Lokakarya yang berlangsung selama tiga hari ini dimulai dengan perkenalan Jameela tentang berbagai macam jenis game alternatif. Pengenalan tentang game alternatif ini dimaksudkan untuk memperkaya pengetahuan peserta lokakarya atas berbagai variasi game. Jameela lalu mengajak peserta untuk permainan Twine. Twine adalah jenis permainan sumber terbuka untuk menceritakan kisah nonlinear interaktif. Twine dapat diterbitkan langsung ke HTML dan bisa diunggah nyaris kemanapun. Para peserta tidak memerlukan keahlian (programer) khusus maupun komputer canggih untuk mengakses atau mempelajari game ini. Secara umum, twine adalah permainan berbasis daring. Lokakarya twine ini terbuka untuk umum dan gratis.

Aktivitas Lifepatch dan Jameela
Saat kunjungan BOM ke Yogyakarta di tahun 2016, Lifepatch mengajak mereka ke berbagai lokasi tempat berbagai aktivitas Lifepatch berlangsung. Salah satunya adalah kampung Juminahan. Dalam kunjungan tersebut, para ibu menyatakan kebutuhan akan kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi remaja.

Lantas dalam perjalanan penelitian Lifepatch ke Pulau Timor Barat (NTT) pada Februari - Maret 2018, dari 15 titik lokasi yang dikunjungi dari Atambua sampai Rote, ditemukan berbagai kondisi kehamilan remaja, sampai menyebabkan putus sekolah. Saat Jameela bertemu dengan Unala Youth, mereka juga menyatakan bahwa umumnya kasus kehamilan di Yogyakarta terjadi pada remaja di jenjang SMP. Unala menyatakan bahwa terdapat kasus remaja tidak menyadari kehamilan sampai melahirkan sendiri dalam kamar. Ini berbeda kasus dengan remaja jenjang SMA atau kuliah yang sudah punya berbagai cara untuk mengatasi hal tersebut.
Berangkat dari kerja Jameela di bidang sains yang terkait dengan human papillomavirus (HPV) serta ketertarikan pada kesehatan reproduksi dan seksual (dari sudut pandang biologis, komunitas, dan artistik), Jameela dan Lifepatch fokus melakukan lokakarya interaktif berbasis permainan tentang kesehatan reproduksi. Lokakarya ini merupakan sebuah usaha men-de-stigmatisasi pembahasan mengenai seks, memungkinkan remaja untuk menyelidiki dirinya terkait berbagai aspek mengenai seks yang mungkin sungkan untuk mereka bicarakan, membangun rasa percaya diri dalam menjaga tubuhnya, dan berkomunikasi dengan dokter mengenai permasalahan-permasalahan pribadi mereka.
Seri lokakaryanya akan diadakan bersama ikatan pemuda yang tergabung dalam Lajur 14, Kampung Juminahan - Yogyakarta, dan Lakoat.Kujawas di SMPK Santo Yoseph Freinademetz - Desa Taiftob - Mollo - NTT. Hasil keseluruhan pengalaman Jameela juga beragam temuan dari perjalanan penelitian Lifepatch di NTT akan ditampilkan dalam sebuah presentasi akhir di Lifepatch, Yogyakarta.

Aktivitas lokakarya permainan interaktif tentang kesehatan reproduksi bersama dengan siswa SMPK Santo Yoseph Freinademetz bekerja sama dengan komunitas Lakoat.Kujawas, Taiftob, Mollo, NTT.
 
Tentang Juminahan & Lakoat.Kujawas
Kampung Juminahan berada di bantaran Sungai Code, terletak tepat di belakang Rusunawa Graha Bina Harapan, sekitar 400 meter dari perempatan Hotel Melia. Lifepatch sudah bekerja bersama warga kampung tersebut sejak dimulainya Jogja River Project (2011). Lifepatch mengadakan berbagai macam lokakarya serta kegiatan lainnya. Juminahan belum setahun ini mendapat julukan sebagai kampung KB, BKKBN telah mengadakan beberapa pertemuan di kampung ini sejak November 2017 dan membentuk Penyuluh Informasi Konseling Remaja (PIKR). Menurut Lopian Siregar, salah seorang ibu yang tinggal di Juminahan, rentang usia remaja di kampung Juminahan sekitar 10 - 21 tahun, yang aktif berkegiatan sekitar 23 orang dari yang terdaftar sebanyak 35 orang. Remaja-remaja tersebut tergabung dalam kelompok yang bernama Lajur 14. Lajur 14 adalah sebuah organisasi cah enom (anak muda) yang dibentuk pada tahun 2012 dan berdiri di kampung Juminahan. Tujuan berdirinya organisasi ini adalah untuk “Nyengkuyung majuning kampung” yang artinya bahu membahu memajukan kampung tempat tinggal kami baik dari segi seni, kegiatan, public, maupun dan sebagainya.

Salah seorang yang Lifepatch kunjungi dalam perjalanan penelitian di Pulau Timor bagian barat adalah Dicky Senda, di Desa Taiftob - Mollo - Timor Tengah Selatan. Dicky menyulap rumahnya menjadi sebuah unit kewirusahaan sosial bernama Lakoat.Kujawas. Lakoat.Kujawas adalah integrasi antara komunitas kesenian, perpustakaan warga, ruang kerja kolaborasi & homestay. Selama berkunjung, Lifepatch sempat membuat lokakarya fermentasi buah pisang, lakoat (buah lokal yang biasa tumbuh di ketinggian 1000 mdpl) dan mangga. Lifepatch juga sempat hadir ke pertemuan kelas menulis kreatif To The Lighthouse salah satu program kolaborasi komunitas Lakoat.Kujawas dengan SMPK Santo Yoseph Freinademetz. Siswa-siswa tersebut (usia 13-15 th) sedang mempersiapkan naskah tulisan berangkat dari dongeng/mitologi setempat yang semakin lama terancam punah. Mimpi Lakoat.Kujawas adalalah generasi muda Mollo tumbuh menjadi generasi yang percaya diri dan punya identitas yang kuat lewat berbagai peluang kerja kolaborasi antar warga. Sejak berdiri bulan Juni 2016, komunitas ini telah berupaya untuk membangun sebuah ekosistem di desa Taiftob yang melibatkan berbagai elemen penting: warga, pemerintah desa, gereja, sekolah, komunitas warga, kelompok penenun, kelompok tani dan anak-anak sebagai titik tengahnya. Lakoat.Kujawas percaya bahwa anak-anak Mollo harus didorong dan dipersiapkan untuk masa depan Mollo lebih baik. Lewat kegiatan kesenian, literasi dan kewirausahaan sosial, Lakoat.Kujawas berharap akan membawa dampak positif bagi generasi muda Mollo. Mereka memandang bahwa lingkungan yang sehat dan suportif perlu dibangun bersama-sama.

Silabus Lokakarya Permainan Interaktif Bersama Jameela Khan
Sebagian materi dalam lokakarya permainan interaktif tentang kesehatan reproduksi dengan remaja
 
(durasi: 3 hari, masing-masing 2 jam)
Setiap memulai dan mengakhiri pertemuan akan selalu membahas soal pentingnya bertanggung jawab dan berpengetahuan dalam menjaga-menghormati tubuh sendiri, dan tubuh pasangan. Sesi ini menekankan untuk berhati-hati juga bijak dalam berkehidupan, menyadari pentingnya menjaga kesehatan, serta menyayangi keluarga. Harapannya, pengetahuan reproduksi tidak disalahgunakan, sebaliknya ia dapat memunculkan kesadaran untuk, misalnya tidak melakukan hubungan seks yang menimbulkan penyesalan, baik perempuan maupun lelaki sama-sama menjaga sampai benar-benar waktunya. Pengetahuan yang dibagi berdasarkan data ilmiah, namun diharapkan dapat searah dengan pengetahuan dari ajaran agama, maupun norma sosial kemasyarakatan yang berlaku. Seluruh materi yang akan dibagi berdasarkan modul pengajaran kesehatan reproduksi dari berbagai sumber di beberapa negara untuk peserta usia 12 - 19 tahun.
  • Hari 1: Organ Tubuh & Fungsinya
Permainan ini dirancang untuk mengurangi kegelisahan dan rasa malu membicarakan organ reproduksi, melalui permainan kartu (diadopsi dari permainan kartu cheat). Kesulitan yang timbul karena rasa malu untuk membicarakan organ reproduki seringkali membuat remaja tidak mendapatkan bimbingan dari orang dewasa padahal pengalaman (baik/buruk) mereka diperlukan oleh remaja untuk memahami istilah atau tindakan tertentu. Menggunakan permainan kartu cheat, yang bertujuan untuk menghabiskan kartu yang kita miliki tanpa menunjukkan kartu tersebut ke lawan main. Kami akan meminta peserta untuk dapat menyatakan istilah teknis dalam reproduksi dan keintiman dengan percaya diri dan bertanggung-jawab.
Topik yang akan dibahas seputar: organ tubuh, jenis perkelaminan, kasih sayang fisik.
Suasana lokakarya permainan interaktif tentang kesehatan reproduksi di Taiftob
  • Hari 2: Berbagai Makna Dibalik Istilah Reproduksi
Membahas tentang berbagai risiko dari berhubungan seks (penjabaran tentang berbagai penyakit menular seksual), mengkonstruksi hal-hal yang dinamakan hubungan yang sehat. Sesi ini akan memperdalam apa yang didapatkan dari pertemuan hari pertama dengan menggunakan permainan Octaboo (diadopsi dari permainan taboo dan tentakel gurita). Melalui permainan ini peserta akan menyatakan berbagai kalimat tanpa secara langsung menyatakan kata tertentu. Melalui permainan ini, peserta akan mempertimbangkan istilah secara mendalam dalam berkomunikasi dengan orang lain. Ragam istilah yang akan dihadirkan merupakan istilah teknis seputar reproduksi dan keintiman.
Topik yang akan dibahas seputar: hubungan seksual yang sehat, penyakit menular seksual, pubertas, ragam istilah tak baku, seksualitas secara umum.
  • Hari 3: Relasi & Pentingnya Persetujuan
Berbagai kejadian pelecehan/penyakit kelamin/kehamilan yang menimpa teman-teman usia dini fase remaja (12 - 14 tahun), kerap terjadi karena ketidak-tahuan/mampuan untuk berkata “tidak”. Ada yang karena tidak tahu efeknya atau tidak mampu memproses secara emosional (terkait tumbuh kembang berbagai syaraf otak yang berperan dalam mengolah pengambilan keputusan dan berkembang setelah fase baru mengalami pubertas). Membahas berbagai masalah dalam koridor hubungan yang sehat --baik secara positif/negatif--, persetujuan dengan penyadaran dan pertanggung jawaban yang tinggi. Semua ini akan dihadirkan dengan mengadopsi permainan Ular Tangga, peserta akan mendapatkan wawasan tentang dampak negatif pada pola pikir tertentu (saat mendekati ular), pemahaman tentang pentingnya izin - menghormati - menghargai (saat mendekati tangga) demi keberlanjutan perjalanan yang masih panjang dan cerah dalam sungai kehidupan.
Topik yang akan dibahas seputar: persetujuan, relasi sehat, kemampuan untuk bicara bila menghadapi masalah seputar reproduksi, pengambilan keputusan yang cerdas.

1 komentar:

  1. Punya E-Money atau Pulsa ?.
    blm punya akun poker?

    Mari join bersama kami di Donaco Poker

    proses cepat,mudah & aman

    Hubungi Kami Secepatnya Di :
    WHATSAPP : +6281333555662

    BalasHapus