Selasa, 06 Desember 2016

Lakoat.Kujawas Dalam Angka

Terima kasih kalian sudah mendukung lakoat.kujawas. 2016 adalah tahun yang baik untuk kami. Dan kami merasakan sendiri bagaimana kekuatan jaringan media sosial dan semangat kerelawanan bekerja di sekeliling kami. Sejak awal lakoat.kujawas hadir dengan konsep yang menginterasikan homestay milik warga, perpustakaan, ruang diskusi, ruang produksi oleh-oleh khas, kelompok tani dan penenun, jasa travel dan ojek lokal dalam satu payung. Fokus kami adalah social enterprise, ecotoursm, literasi, pertanian, kesenian dan kebudayaan.
Angka-angka berikut tetap punya arti bagi kami. Bukan untuk narsis tapi untuk kami lebih baik lagi di tahun depan. Angka ini penting karena kami bangga sebagai sebuah start up kecil di desa, di pedalaman pulau Timor, NTT.


  • 2015 ide membuat sebuah kewirausahaan sosial muncul setelah melihat potensi wisata, hasil pertanian khususnya kopi tidak dikelola maksimal.
  • 3 Juni 2016 nama lakoat.kujawas terpikir di benak ketika sedang berkebun di desa Taiftob
  • 4 orang muda lokal saling mendukung gagasan ini lahir
  • 9 orang muda yang ikut membantu menyusun proposal lakoat.kujawas
  • 4 relawan dari Jikom Universitas Undana yang ikut membantu pemetaan potensi desa dan pangan lokal di Mollo, melalui dokumentasi foto dan video
  • 2 kelompok tenun di desa Bosen dan desa Noebesi yang memasok kain tenun mereka untuk dijual di Instagram @lakoat.kujawas
  • 2 Kelompok tani dari Laob dan Fatumnasi yang ikut memasok cabai untuk produksi sambal lu'at lakoat.kujawas dan kopi 
  • 75 bungkus lebih kopi Mollo lakoat.kujawas yang berhasil dijual sejauh ini
  • 100 botol lebih sambal lu'at khas Mollo yang berhasil dijual
  • 45 lembar lebih kain tenun Mollo produksi artisan lokal yang berhasil dijual di Instagram lakoat.kujawas
  • 10 bungkus lebih jagung bose siap masak produksi petani Noebesi yang berhasil dijual di Instagram
  • 4 desa yang berhasil diajak untuk terlibat dalam program community based tourism, desa Taiftob, Fatumnasi, Bosen dan Noebesi
  • 10 tamu yang memakai jasa community based toursm yang digagas lakoat.kujawas dan menginap di lakoatkujawas homestay di desa Taiftob dan lopo mutis homestay di desa fatumnai. 
  • 2 travel, 1 pick up, 3 ojek dan 2 guide, semuanya milik/dari warga lokal yang terlibat dan berjejaring di program community based tourism ini. 
  • 1 LSM Internasional (IOM Kupang) yang memakai jasa lakoat.kujawas untuk arrange program team building mereka di Mollo
  • 2 orang muda relawan asal TTS, Randi Tamelan dan Edwin Boimau untuk sebuah kerja kolaborasi program #TimorGivingBack: Speaking English for Children at Lakoat.Kujawas
  • 15 donatur buku bacaan untuk perpustakaan lakoat.kujawas di desa Taiftob, maupun perpustakaan warga lainnya di Mollo Barat dan desa Nuapin
  • 1 perpustakaan warga dan 1 unit homestay ume kbubu di desa Taiftob
  • 500 lebih judul buku yang didonasikan untuk perpustakaan lakoat.kujawas
  • 98 anggota perpustakaan lakoat.kujawas, seluruhnya warga desa Taiftob
  • 60% anggota perpus adalah siswa SD, 20 % siswa SMP, sisanya siswa SMA dan ibu-ibu rumah tangga
  • 1 kerja kolaborasi kopi Mollo lakoat.kujawas dengan produsen kacamata Aguru Wood dan Timor Music Creative
  • 1 Festival seni pertama, Elaf Dame, seni untuk perubahan di desa Taiftob, yang dididukung oleh kelompok Mahasiswa Indonesia-Australia di Canberra dan beberapa komunitas anak muda di Kupang
  • 1 kali hadir di acara workshop terkait social enterprise yang diadakan British Council di Kupang
  • 1 kali hadir di bazar produk lokal yang diadakan HIMPI Kota Kupang di plaza Bank Krista Jaya
  • 1 orang berikutnya mungkin adalah Anda, apapun latar pendidikan dan pekerjaan Anda, kerja kolaborasi di bidang kewirausahaan sosial, ecotourism, literasi, kesenian, kebudayaan dan pertanian terbuka lebar. 


Mollo, Desember 2016
Dicky Senda
(program director lakoat.kujawas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar